Showing posts with label merdeka. Show all posts
Showing posts with label merdeka. Show all posts

GOLDEN EAGLE — a winged assassin attacking people and wolves! Golden eag...

kedataran tiada maksud berlebihan bagian ini ada dihadapan pandanganmu yang dengan sendirinya mengamat lekuk -lekuk aksara dari ketajamanmu yang telah terasah oleh sepuhan logam tanpa berkarat dan lamanya jauh tempuh perjalan cintamu melewati deraan alam tiada henti hingga sesaat harus berdiam sejenak meluang senggangnya rencana menangkap sebagian jawab yang lama kau cari -cari hanya kehampaan dan kekosongan tanpa memanggul timbunan data untukmu berada di sini agar kau ringan dan lunak seperti lentur seperti agar -agar tanpa harus membatu dalam bentuk karena tersisa ruang yang disiapkan untukmu akan terbentuk dengan alami, bagai faedah wadah dmembawa bentuk jauhkan perasaan takut dari dalam dirimu yang tanpa alasan telah lahir dan muncul pradugamu yang terkadang menipu diri sendiri dalam melihat ketidaknyataan seperti benar dan sebenarnya, di sini engkau tidak pada lereng curam sebaliknya rasakan hal ini sebagai tempat yang rata -rata saja dan bayangkan dataran luas yang tak akan membuatmu tergelincir tidak akan dikesampingkan daya imagi yang juga prestasi milikmu yang telah diakui juga dibubui lembar - lembar bukti berharga seperti tanda prestasi dan kau anggap pencapaian diri, karenanya tersedia untukmu kotak kecil pengukur yang tampak olehmu nyatanya air agar hidup imagimu pada nyatanya tempat agar kisah belantara ini untukmu jarak dan sekat bebas kau buat demi manfaat tanpa ada kebebasan hujat yang meluncur dari lidah setiap saat
====
kedataran 

tiada maksud berlebihan bagian ini ada dihadapan pandanganmu yang dengan sendirinya mengamat lekuk -lekuk aksara dari ketajamanmu yang telah terasah oleh sepuhan logam tanpa berkarat dan lamanya jauh tempuh perjalan cintamu melewati deraan alam tiada henti hingga sesaat harus berdiam sejenak meluang senggangnya rencana menangkap sebagian jawab yang lama kau cari -cari

hanya kehampaan dan kekosongan tanpa memanggul timbunan data untukmu berada di sini agar kau ringan dan lunak seperti lentur seperti agar -agar tanpa harus membatu dalam bentuk karena tersisa ruang yang disiapkan untukmu akan terbentuk dengan alami, bagai faedah wadah membawa bentuk 

jauhkan perasaan takut dari dalam dirimu yang tanpa alasan telah lahir dan muncul pradugamu yang terkadang menipu diri sendiri dalam melihat ketidaknyataan seperti benar dan sebenarnya, di sini engkau tidak pada lereng curam sebaliknya rasakan hal ini sebagai tempat yang rata -rata saja dan bayangkan dataran luas yang tak akan membuatmu tergelincir 

tidak akan dikesampingkan daya imagi yang juga prestasi milikmu yang telah diakui juga dibubui  lembar - lembar bukti berharga seperti tanda prestasi dan kau anggap pencapaian diri, karenanya tersedia untukmu kotak kecil pengukur yang tampak olehmu nyatanya air agar hidup imagimu pada nyatanya tempat  agar kisah belantara ini untukmu jarak dan sekat bebas kau buat demi manfaat tanpa ada kebebasan hujat yang meluncur dari lidah setiap saat 
 

Peminang Malam



Melubangi siang
Kupikir tiada guna
Tak perlu melotot begitu
Telah datang yang kau tunggu
Bila ada rasa
Engkau adalah pemilik terangnya siang
maka dengan logika atau tidak
Pun diri ini selalu ada
ingin melihatmu
bila ada kesempatan
maaf bila saja kau tak suka

isyarat  kau buat
bentuk yang mengarah
terbit adanya harap

mengundang dari kejauhan serta dalamnya rindu
bila saja hanya ada malam
ia pun telah terpinang tanpa curiga
disaksikan cerah intainya biru langit
yang mungkin meredupka matamu
sejadinya  menyapu pandang mengulum senyum



tarian belantara ini
hanyalah rumput-rumput
usai menikmati keriangan gerimis
anjing hutan sudut kecil penguni
menjilati daun talas kecil
usai menyibak rerumputan
yang dilaluinya.....
ia ingin melepas dahaga
juga seperti singanya jika ada
yang dibilang orang sebagai raja
namun sayang malam yang terpinang
hanyalah  sebuah kata yang tidak mau berubah
dari depan mau pun belakang
sudah tak lagi mau dibandingkan dengan sebutan
ia hanya ingin disebut dan tetap disebut sebagai malam .....




Kontan



Sudah terjawab langsung 
Saat engkau bertanya waktu itu 

Orang bisa bilang kontan

Lalu engkau bertanya kembali 
Untuk memastikan atau lupa 

Seperti yang kau harap pun ada jawaban 

Hanya saja manisnya keadaan yang mungkin tanpa sempat mendengar semua jawaban yang diberikan 
Mestinya ada di sana cinta do dekatmu bisa mengatakan semuanya itu ...
Namun kepak sayapnya bukanlah mesin mesin yang kuat dan perkasa 
Yang butuh sandar melepaskan lelahnya.

akan menunggumu sepanjang masa



seminggu yang berlalu
seakan terasa lama sekali
mungkin begitu artinya menunggu

kau tulis
demikian tanpa dengan tanya
hanya luapan rasa kecil yang muncul
namun itu tidak demikian adanya
itulah bagian terpenting
dari semua yang telah kau coba
kisahkan indah dengan merdunya hatimu
yang telah menyanyikan dari ketulusanmu



Intermezo



Belum nyampe 

Belaian tangan dari rambut 

Tangan itu seiring sapa mengeja 

Saksi ruang yang benderang 


Pintu dan jendela terbuka lebar 

Semilir angin menyejuk tutur 

Kenangan diujung bulan terindah 

Saat lagu kesayangan kau putarkan 


Wajah itu seperti memasuki kesungguhan 


Mengerti seisi rumah singgah yang seakan sesaat berubah 

Wajah wajah seakan mengarah 

Padanya yang mengerti artinya musim 

Bulan pergantian bagi yang bertanam 

Tanpa arah semua cakap memeluk cinta 

Canda dan gurau pelengkap cerita 

Dibalik album kenangan yang bersampul

Tebal dibantal empuknya lapis manis lukisan tangan....

Mengisi  dan menambah arti yang tak terucap

Oleh gambar-gambar kenangan yang penuh arti...

Adalah di Sini

Sekumpulan mata itu
bukan tidak bermilik
Mengeja setiap gerak
yang menarikan geliat
kebebasan gembiranya hati

sama dalam bunyi yang diikuti
tidak seutuhnya menumpah
arti ukuran inchi jejak kaki
akurat adalah debu-debu
yang bergambar kakinya
utuh dengan semua
telapak dan jarinya pada pijakan
tanah kebanggaannya

bukan ditempat lain 
ia bicara
bahwa cintanya ada
di sana bukan ditempat
yang jauh
saat itu langsung
pastilah bibirya
akan bicara di sini
tidak bila sekarang engkau
bertanya kepada yang lain
dari tempatmu berpijak......




**Tenangkan Dirimu**

berhentilah sejenak
kepada siapa engkau bertuan
pandanglah pemilik belantara ini

adakah keluh kesahnya
pada semua kejadian masa lalu
yang membuatnya berhenti melangkah
itu bukan rumusan dirinya menyerah.....

ia buat tajam tepian bambu
meringan langkahnya 
seringan kukun yang mengepulkan
asap pedupaan di hutan kera
asap di atas kupiah tak lagi menggundah
ia yakin akan miliknya
ia yakin apa yang digenggamnya
tak akan ada yang dibiarkan merebutnya
hanya butuh tongkat itu 
untuk semua penghuni jadi bergerak
namailah saja hanya seperti 
tak lebih dari penggalan kisah
sebuah dongeng masaa lalu belaka


Landas ....





Gerai panjang
Ditelusuri kakinya
Elak dan gelengan kecil
Pada jawabannya tanpa suara
Mengatakan apa yang tidak
Juga bukan maunya
agar keberangkatannya
tidak punya kesia-siaan
Apa yang dapat dibawanya
Gerbong pengangkut
dicari pada jalannya yang berbantal
Lekuk-lekuk kaki langit
Kanvas tanpa batas manunggalnya
pijakan menjejak kebebasan
Bingkai sejarah sepatah arang
merebah dengan bisunya kisah
Gada langit hanya berserah
pada lompatan-lompatan tatah bertuah
pemilik lembah...
pun menggeleng tanpa bantah
disimpan rapat sudah semua pepatah
larut aliran sungai itu
diujung larinya nyanyian meludahkan
campuran debu dan cucuran keringat
....... 

Wawancara Tanpa Rekaman

Seingatnya saja....

Pagi hingga sore
Lalu tiba-tiba 
hampir malam
Oh baru kusadari
Nampak sungguh aneh

Gitar tak pula sempat dimainkan
Untuk menyanyi bersama
Ceritanya seperti membius keadaan
Yang terjaga bersamanya hanya terpukau

Aku tidak mengerti semua arti
Apa yang dikatakan modern oleh mereka
Mungkin karena mereka terlalu banyak bicara
Lihatlah tanah ini, kering bukan?
Tanah ini beberapa hari yang lalu basah
Oleh hujan deras...
Lihat pohon-pohon ini
Mungkin saya yang seperti mereka
Tidak bicara tentang banyak hal yang baru
yang mereka sering dapatkan 
dan dinilai pantas untuk dijual
Jadi itu mungkin yang membuat saya tidak mudah 
untuk mengerti modernitas dalam cara mereka berpikir
Di sini mungkin dunia nampak terlalu lambat bagi mereka
Lihat polong-polong itu....
Ia sekarang kecambah-kecambah
Yang jika kau tunggu tanpa berkedip
Hingga esok pagi...
Ia seperti tidak bergerak....
Ia tidak modern ya...
Ada loh orang modern yang juga bisa
mengubah lebih cepat berubah....
Tapi esok pun jika kau pandangi terus ia di sini
juga tanpa berkedip....
ia pun seperti tidak berubah....
Saya belum punya cukup ilmu untuk menjelaskan kepadamu
Yang telah jauh-jauh datang
Untuk mencari tahu milikmu yang telah kau sembunyikan sendiri
dan ini bukan mengusir....
Sebelum hari gelap
Sebaiknya pulanglah karena jalannya sulit....
Datanglah sesukamu kapan pun kau ingin bertandang.....

Tepuk tangan...


Tidak bisa menyanyi
Juga berada bersamamu
Saat itu tidaklah mudah
untuk langsung menerima,

hanya saja tak ingin buru-buru mengatakan kecewa

Sudah luas dikenal engkaulah bintang bukan sembarang bintang
Bukan cuma dipenuhi sanjung kecantikan dalam aneka rupa
pencapaian tampilan demi tampilan yang didalamnya adalah 
rangkain pencapaianmu yang dengan keras kauperjuangkan

kubuka selembar kipas kenangan, kubuka biar mendinginkan wajah
namun kusadari tidak begitu saja tanpa pergelangan menggerakkan kibasan demi kibasan
hingga terasa hembusan kecil bersama harumnya akar cendana yang teranyam menjadi tubuhnya
yang lembut tersusun dikesampingkan dari pengamatan kini teramati 
saat-saat menghibur diri untuk sejenak berhenti sekedar melenturkan sendi-sendi....

Memulai tak selalu dengan gairah penuh gelora semua hiburan kecil berangin dikepalan tangan
agar tak jadi kelucuaan kala wajah yang yang harus digerakkan sebagai mana sering jadi bahan guyonan sebagai jurus penghematan.....
ruang itu tak seutuhnya tampak semua sisinya untuk dikatakan lebih banyak
namun setidaknya suasana segarnya sudah langsungterlihat dan dirasakan
tanpa harus dengan lama memutar otak apalagi  dapat dengan segera mengerti 
untuk melanjut pada tangga-tangga
yang jarang dipakai menjadi bagian mengekspose cerita menarik 
yang telah engkau bintangi.....

taka bisa menyanyi bersamamu
ketika itu 
namun setidaknya masih ada yang bisa kulakukan
setidaknya ikut bertepuk tangan, juga bersama yang lain
bagai mana aku bis memaksakan arti tepuk tangan ini, karena ini hanyalah tepuk tangan sebagai kegembiraan yang muncul begitu saja, luapan rasa gembira ......




Karena Kau Lirik

Hanya sebagian saja
Yang dapat tampak olehmu
Karena saat itu engkau memilih
Melihat hanya dengan melirik sebentar.....

Harusnya ada 
Lebih banyak lagi 
Dari apa yang bisa engkau katakan
Andai saja ada paling sedikit lebih
Caramu memberi perhatian
pada apa yang terjadi....

Benar jika kau melihat
Aku berlari diantara lebat ilalang
Sekencang kubisa hanya berlari saja
Yang dapat dilakukan pada waktu itu...
Itu adalah berlari yang samasekali
Bukan untuk menjauh darimu

Namun tidaklah tepat
Kaukatakan aku berlari sendiri
Karena....
Kalau pun engkau merelakan
Untuk sekedar memandang 
Apalagi dengan hatimu...
Tak ada jaminan ia menjadi bagian
Yang dapat tampak olehmu
...
ia yang juga memiliki
kecepatan untuk memilih caranya
menuju tempat terbaik untuk didatangi.....
atau tempat yang sudah pantas untuk ditinggalkan....


Wawancara ?



Halo semua sahabat
Jadi pemenang itu senang
Itu intinya
Sebuah kejutan hidup
Serta menambah gairah



Itu tentang rasa
juga sensasinya
Langsung saja cerita
biar singkat dibuat
Semua dengan usaha
dan tidak gratis
cermat dan sabar juga
jangan ditinggal
tetap kiat yang sangat penting
udah... itu aja
tonton aja ya tayangannya!


Cumbu Kemiri




Menghantar cerita malam ini
Seluas sudutnya belantara yang memiliki 
Hitungan rentang tanpa berbatas oleh depaan yang kau punya
Saat bentangan tanganmu mengeja setiap aksara yang sekonyong datang
juga sekonyong pergi begitu saja di hadapanmu,,,,ini mungkin untukmu 
yang terkadang merasa delilit seakan dibelenggu kekonyolan aturan
Tinggikan arahmu sejenak ke arah terbenamnya mentari
sesaat merasakan betapa kebebasan mungkin tersisa
disana.....

Kuajak mata mengerti
Tentangnya yang bertangan keriput
Menyambang tempat berjatuhan buah-buah bercangkang
menjadi penambah pengisi keranjang 
Berselempang menaut erat pada badannya
Berkeringat juga bercampur lumpur 
Kubangan berpematang serta lempung sepanjang
jalan curam yang dilewatinya
di sana .....

Bukan tempat batu tua meremukkan
Lapisan terkeras 
Mengarah segumpal halusnya isi terdalam
Gubuk berasap peneduh langit malam
dipilihnya cerita itu seraya mendekatkan
badan yang mengurus sejangkau hangat perapian
Dentuman demi dentuman
tak lain nyanyian bebatuan yang berbentur
disekat meranannya keperkasaan cangkang terbaik
yang terpisah dari keutuhan cerah isinya....
Getaran itu membangunkan
cicak-cicak yang melu-malu bersembunyi
juga seakan kian malu menjulurkan lidah
saat mangsa kecil berlalu dihadapannya....
Lama duduk cerita terbawa pada keranjang kecil
mengumpul dalam pilahan sesuka tangan melempar

....
sepi
malam terlewati
mengundang tanya pungguk
kepada bulan yang diseluti awan gelap
segelap malam itu bercerita tentangnya
kepulan berbeda datang oleh keaslian bau
periuk tanah memanas merekahkan kuah
kini telah raib  bola-bola berisi itu
Tangan itu meraih sebelum mata terbuka
memberikan kisah
Lumat tanpa suara gundah hati malu bertanya
keingintahuan akan semakin memperdaya
perasaan tertinggalnya menyambut datangnya
suasana pagi yang telah lama sekali
ingin dimengerti secara dekat dengan matanya....
Satu yang dirasa
Satu yang diingin...
Kembali ia diam meneruskan
Tutur tua itu tak sebanyak harapan
Umbar senyuman disela alakadar sajian
Hanya jadi sepotong mimpi seperti dongeng
menghantar tidur
kekasih jiwanya yang didamba ada di dekatnya .....



Serba Serbinya Sepi

Terkadang mengherankan
ketidak munculan pengundang tanya
membuat geli bahkan ada yang takut
namun dicari oleh mereka...

Laksana taburan serbuk yang banyak
Kerumunan itu seperti menghilang
Mungkinkan musim akan berganti
Hingga mereka pindah mencari tempat
Yang aman bagi kawanannya

Sepi hanya bagi yang biasa
melihat keberadaannya
Pastilah bukan untuk mereka
yang belum pernah berada di sana
Istana gundukan yang sesaat
memberi seperti seba-serbi di sela perbukitan....

Pulihnya Harapan

Sunyi barisan di lereng itu
Tempat dimana semut-semut
Jadi pemandangan mata siapa saja
yang sejenak singgah sesaat di sana
Tempat didudukkannya  mereka
Yang ingin melepaskan
Kepenatannya mendaki....

Tas punggung diletak
Agar beban terbebas
Menyangga semilirnya 
sejuk angin pegunungan
Melegakan nafas menghimpun
kembali kekuatan
Memulihkan harapan biar tetap
Menyala hingga sampai tujuan.....

Rumpun Liar...


Sandungan kecil
sedikit tanpa ada kerikil
hanya kelebatan daun kering
Tampung kian menebal
menggunung disebut orang
memberi nama sesuka hati
Lebat rumpun itu
penuh sesak lagi berjubal
Hidup berdekat juga berhimpit
Kelebat satu parang memilah
juga memisah jauh hingga membelah
Dekat dipandang bentuk beruas
berair dicelah sebagai rongga
tubuh yang besar  bertumbuh tinggi
Lebat daun membesar batang
Karena guna ia dibawa
Tipis dipilih dilain hari
Kecil ukuran juga dinanti
Ada digenggam tangan bercinta
Membangun bunyi titian hati
Lubang bawaan jadi utama
Lubang dibuat penuhi arti
Saat nanti alunkan getar
Nama itu terus disebut
berulang-ulang
akankan ia membosankan
naik turun kadang berbalik
dari mana rendahnya langkah
menuntun ketinggian tujuan kian tertutup
kabut yang juga ingin bersama walau tanpa suara
jauh sudah rumpun liar sang empunya ditinggalkan
tanpa pernah mendengar dirinya hanya terus
memadatkan jubal singgahsananya.....

Pengali



Mereka itu
teman kita semua
seperti yang kau tahu
mereka sangat tahu sekali
Aku juga menganggapmu
karena engkau sudah membuktikan
melipat gandakan banyak hal
pengetahuan yang bermanfaat
yang sedikit tentu saja berubah
namanya bukan mengurangi
melainkan melipatkan jadi banyak
Membanggakan itu pasti bagi mereka

Mungkin suatau saat nanti
ada yang baru menyadari
Pengaruh yang ada itu
tidak kehilangan yang ada di akhir
tetapi mendapatkan lagi yang lain

Tak ada larangan
atau pun pertanda yang jelas
Bahwa engkau tidak boleh datang
atau melalui jalan sempit itu
Namun mereka yang mencuri
datang lewat sesukanya
juga mengambil yang bukan
menjadi haknya begitu cerita
bukan untuk membuat takut
tapi untuk membuat mereka mengerti



Anggukan



Aku memelukmu
Karena engkau layak mendapatkan
Bukan tanpa tujuan dudukmu
Laksana pengangguran apalagi ....
Disebut sepadan dengan gelandangan
Bukan meninggalkan
Apalagi berlari dari masalah
Namun dengan bangga
Engkau tetap berpakaian
Rasa hormat tanpa dielukan
Oleh keramaian yang merasa
Memiliki haknya merdeka 





Rasa Humor...



Betulkah cinta tidak mengalir begitu saja...
itu pertanyaan walaupun tanpa tanda tanda tanya
Mungkin benar kata mereka
Kemungkinan tidaklah selalu tepat
itu seperti saudara anggapan semata
Suatu ketika ....
Gelitik rasa humor pada tontonan
yang membuat kita tertawa
Membuat saya mengiyakan karenanya
tertawa hingga berkeringat
puas....
lega...
seusainya baru tersadar
saya telah dibuat tertawa
Itu tenaga yang membuatnya
Tenaga kreatif mereka yang tampil
Menurut saya lebih tinggi
karena belum terpikir sebelumnya
bahwa mereka ada pada puncak itu
Puncak melihat suatu perkara dengan
bisa ringan bahkan membuat orang tertawa
mereka telah lelah duluan pastinya
Untuk bisa menuju ke sana..........
Dan saya tidak mempertentangkan apa-apa
kecuali menikmati kocaknya yang menghibur....


Gombal!

tertunduk
malu mengatakan
ceplos katanya memedas
gombal terdengar
dipilih sebagai gambar
sebuah perasaan
gelora rasa tidak percaya
bahwa ada
marah ditemani gelisah
menunggu
datangnya kepastian
jika belum menjadi
sebuah keberhasilan....
teman
yang membingungkan hati...

Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...