Showing posts with label Nafas. Show all posts
Showing posts with label Nafas. Show all posts

bosankah...



Setelah larut dan sepi 
Keberanian dirinya seperti terpantik 
Teriring gambar cahaya bintang jatuh 
Satu satunya pertanda malam itu 
Ketika hanya diketinggan itu ada cerita 
Yang memberanikan hasrat untuk bertanya 
Dengan perlahan dan lembut 
Ia membuka suaranya perlahan 
Sembari terkadang menunduk 
Melantunkan ucap kecil ini bolehkah mengajukan tanya.....
Namun beliau hanya mengamati beberapa detik lalu mengangguk 
Mengiyakan untuk lanjut bicara 
Tahu semua sedang tertidur lelah 
Namun beliau terjaga dalam tidurnya 
Tanya itu terbata telah terucap dengan sangat perlahan....
Bosan? "Jawab itu ternyata tanpa diduga 
"Begitu spontan sambil membuka matanya 
Tajam tertuju hanya pada satu arah, penanya.
"Hingga kita berhenti malam ini dari pagi, masih ingatkah kamu, berapa kali kukatakan maju, berapa kali pula kuserukan mundur atau berapa kali kuperintahkan tahan?"
Geleng -,geleng menimbal jawab pertanyaan itu... ditambah rasa ragu.. tidak mengerti mengapa ia mendapati jawaban yang jauh lebih sulit berupa pertanyaan .. yang sama sekali tak terduga......
"Kalau kita masih diberi nafas esok, kata kata itu pun masih akan kita dengar, istirahatlah! Ini perintah!"

Dalan Anyar


Terkikis Jaman

 

Terdahulu pernah ditimbang

Oleh pikiran tanpa dibuat panjang

Sebatas untuk mengatakan ada yang terjadi

Tanpa ekspresi berlebih menimbalkan jawab

Memang ku tak tahu semuanya tentang itu

Dan untuk upa pula sebanyak tahu disimpan

 

Kisah sketsa lukisan sayang dibuang

Hanyak seperti dengung sayap nyamuk

Ditelinga saja ia berada lalu menghilang

Menyudahi atau sekedar menunda baginya

Tak perlu merisau keadaan yang nyata

 

Jaman terlalu pendek

Yang jadi bagian kita

Boleh menjadi saksi

Adanya cerita masa lampau

Bagi generasi yang mendatang

 

Kata siapa jaman sudah bergeser

Yang sudah tak lagi butuh kata

Kata siapa wajah tidak bisa berubah

Jika nyata semua orang bisa meraba

Pertambahan keriput diri dan orang disekitar

Dan jaman tak akan mengikisnya hingga hilang

Jaman tidak mengikis apa pun dari antara kita

Walau itu bukan bagian dari sebuah sanggah

 

Wejangan tanpa logika

Pemuda cemberut dipelintir sulit

Cara pikir yang membutuh umur

Totokan jurus terbaik pun tak kan menghantar

Menunda hanya sebilah penghalusan

Jaman dan gaman diiring cerdasnya batas

Tanpa harus menyekat gunung bercadas

Eksistensi bertanya lagi tentang keadaban

Kepada semua yang meneriakkan keadilan

Bukan pada tikar tempatnya duduk bersila

 

Barang siapa itu menggadai penghias telinga demi selubung keuntungan sendiri

Tak mampukah membeda lagi gemerisik kering tikar tua yang jadi tumpuan atau batu keras hingga berlubang yang jadi alas tumpunya.

 


RASA DIANTARA MEREKA


ADA KERAGUAN DALAM TATAP DAN KUSUT KERUT KENING KEDATANGAN INI
DIA BAGAI TANPA ARTI KUYU TERDIAM NAMUN MENGUSIK KEDALAMAN HATI
ANGGUN DAN ANGKUH TAK BERDINDING BAGAI MENYATU  DALAM ARTI

WAHAI MISTERI HATI YANG SETIA UNTUKKU
AYUNKANLAH DALAM PELUKKU  TATAP DAN SENYUMU
KAUKAH YANG MENGIRIM RAGA BARU INI UNTUKKU
TAK ADAKAH JEMU LELAHMU DENGAN BEBAL DAN SEMPIT  HATIKU
UNTUK LAMBATKU MENGERTI SEMUA PILIHAN INDAH CARAMU

DARI SUDUT INI KULIHAT BENING MATAMU BERKACA-KACA
AMARAH LURUH DALAM CINTA TAK TERBENDUNG UNTUK SEBUAH NAMA
NAMUN LANGKAH KAKI INI MASIH TERASA BERAT MENGHAMPIRI

NURI TELAH BERNYANYI INDAH DI PEPOHONAN DAN RANTING MENGHIJAU
ALUNAN TEMBANGNYA DISELA GERIMIS TURUT MENGIKIS SEPINYA HATI
FANA DAN BAKA TELAH BERPELUKAN DALAM SYAIR-SYAIR DAN KIDUNG
AKANKAH MISTERI HATI DAN CINTAMU MENYAPA UNTUKKU SELALU
SELIMUT DUKA TELAH TERSIBAK DARIKU MENGHANTAR  RASA PASTI
MEMBAWA DAN MENGUCAP CINTA UNTUK SEBUAH NAMA
UNTUKMU DAN UNTUKMU SELALU ........


SALAM PENUH KERINDUAN SAHABAT SEMUA

20/12/2015

Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...