Showing posts with label menuju. Show all posts
Showing posts with label menuju. Show all posts

Sebatas Cara Saja


Telah menjadi tekatnya
Walau tak pernah ada telinga
Boleh mendengar dari bibirnya
Kemana arah yang ia akan tuju

Cara yang ia tempuh
Mungkin pernah menyentuh
Atau menyapa pandangan matamu
Kendati ia lalu menjauh atau menghilang

Ia katakan
dengan caranya apa yang ia lihat
Ia uraikan
apa yang ia dengar dengan telinganya
Ia juga melukiskan
bebauan yang mungkin menjadi mustahil
bagi mata untuk meyimpan perkara

Langkahnya
adalah langkah yang panjang meniti juang
Kerentaan dieja dalam hitungan jelajah luas
Membias ketika hitungan direkatkan untuknya
Semakin jauh letak dimensi laksana bias mengimbas
Keawang-awang tempat kia menerawangkan
khayalan kita yang kosong dan semakin gelap.

Diamnya kita
mungkinkah menjadikan
keadaan kita mengerti yang jauh disana
telah melesat entah kemana ...
sudah bukan apa-apa
jika bukan hanya kita terperangah
atau melongo penuh kekaguman
terhipnotis oleh peralihan jaman
yang telah memisahkan kita selama ini.

Runcing


Bilah-bilah pedang itu sudah kulewati
Kesadaran sejarah telah mengisahkan panjang tangis airmata penghuni negeri
Pewaris yang di puji dengan bidik maksiat berbibir sanjung ala saudara sendiri
Menikam ke segala penjuru memaniskan tipu daya ala kekasih membukungkus rayu
Merampas kehormatan bumi pijakan penguasa yang terlilit tipu daya kuasa raksasa jaman
Tak mengerti pada ujung jemari yang telah siap mengacungkan perintah penghentian
Perintah yang tak akan dapat dibantah oleh cacing-cacing busuk dan serangga-serangga
perusak dinding-dinding alam rumah sang penguasa belantara
Jangan pernah pernah terucap sisa waktu jika nyalimu tak pernah menceburkan
dalam misteri dua menit yang mencekam
Aku telah melanglang menemani kemustahilan membidikkan keberanian sejati melilit
para pecundang dan pengkhianat serta perongrong yang tak berwujud
Hingga kata disudahai menjadi pinta kengerian leburnya warisan negeri pujangga
yang kelak tak menyisa oleh jarah liar kerakusan dan maksiat semunya siasat-siasat kuasa
Pada ujung runcingnya bilah bambu tetap bernama runcing tak berbanding dengan ketajaman
ketajaman pedang yang menyingkir hingga jauh tunggang langgang  berjuluk ngacir
sadar pada batas kekuatan gemetarnya ujung darah pada bilah-bilah sayatan semu kemarahan
busung dada tanpa bekas luka dan sayatan dan gores biar penuh lumuran kental yang semakin gelap
tegap langkah bak menindas setiap cekungan merata dengan ketinggian tegap kuat tangan
perkasa tanpa mengeja setiap arti kematian melahap semua penghalang dan perintang
tanpa ada yang tersisa sanggup berdiri di depan dan menama diri sbagai penantang.
Kekuatan ini telah dipatrikan oleh kekuatan lambang negeri yang tak mungkin terbiarkan
kejailan mengusik dan menguasai hingga merampas kejayaannya.


Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...