Showing posts with label puisi. Show all posts
Showing posts with label puisi. Show all posts

SaNg pENgubAH...




Langit telah menjadi tampak semakin indah 
Tiada gelap keadaan yang akan menakutkan 
Menyadari semua akan berganti pada saatnya 
Ia yang membawamu mengerti akan banyak hal tiada tampak 
Memilih bagian yang sangat lembut di dalamnya sebagai satu nada.... diantara semua semua panjang dan semunya paparan 
Menyelipkan dirinya sesuka untuk berada bagaimana permainan layak mengalir dalam fragmen hidup yang dilaluinya....
Sebuah penanda percaturan jaman yang membuatnya tiada lelah untuk membagi dirinya dengan suara dalam hatinya yang tiada dapat dibendung....
Tiada maksud  sesosok wajah lain menghentikan tanyamu akan ketepatan pada bagian mana suara itu duduk sebagai bunyi yang tanpa menetap mengiring Sunyi nada pada setiap jari memiliki ruas melompatkan arti tanpa terdengar seperti tetesan embun pagi dari pucuk daun menuju pada ibundanya....
Setiap yang datang telah dibiarkannya mengerti sendiri bagaimana ia memilih bertandang juga buat engkau yang telah masuki percaturan hingga melampaui sebuah demi sebuah yang disebut lintasan batas hingga tiada akan teretas maksudmu menggapai sisi lain mengubah kecil dirimu dalam peran dan keadaan menganggap kini adalah wajah lain yang besar dan semakin  besar melampau batas lompatan beteng membawa pembatas pengertian dengan warna - warni kemunculan buah-buah terbaik.

Gundahkah dikau bagai jalan yang tiada berubah walau banyak laku telah menyibukkanmu kala mengeja ditengah langkah  bersimpang siur yang melimpah hanya bibir -bibir yang merekah.....?
Mereka kini telah mengenalmu sebagai sang pembawa keistimewaan dalam bergeser dan berubahmya banyak pandangan membaik akan kehidupan....
Karena langkah pertama yang telah kaubuat tetap nyala hingga diujung batas, tempat mereka yang tinggi berperawakan bilge berada.





Kuharap Engkau Mengerti





 MENAMPIK UNTUK APA?


KETIKA ENGKAU BERSAMA
MASIHKAH ADA YANG TERSISA
CERIA CANDA DAN TAWA KITA
ADAKAH ITU MENGGORES ARTI

APA ADANYA DIRIMU KUPAHAMI
APA ADANYA DIRIMU KUTERIMA
APA MAMPUNYA DIRIMU KURASAKAN
DAN APA YANG KAUSAJIKAN KUTELAN

TANYAMU TERKADANG BERUBAH LAGI
SAAT AKU TAK BERSAMA
KESALAHAN TAK DATANG SENDIRI
AKANKAH AKU MENAMPIK
UNTUK APA AKU MENGHINDARIMU
PINTAMU SEPERTI MEMBALIKKAN ARAH
TAK MENGAPA TANPA KUTAMPIK LAGI
MELANJUTKAN KEBERSAMAAN KITA
WALAU SUDAH TAK SEPUTiH KERTAS LAGI
GELAP DAN TEMARAMNYA MENTARI PUN
ADA ARTI CiNTAMU YANG TETAP KAUBERIKAN
LEWAT BIAS-BIAS LANGIT DIUJUNG PENANTIAN CINTA.

@LLL


Lewati Saja Sesukamu


‘LEWAT DAN LIHAT’
SEIRIS KISAH INI MENGALIR
MUNGKIN UNTUK DIRIMU JUGA
YANG MAMPU MENYELAMI HATI
DARI KEDALAMAN PENGERTIANMU
BALASAN TAK PERNAH DIMINTA KARENANYA
ENGKAU DIMENGERTI MELEBIHI ADANYA
ENGKAU DIPAHAMI JAUH LEBIH BANYAK
DARI SEMUA SAJA YANG DAPAT TERUCAP
BERLIPAT DARI YANG SUDAH KAU TULIS
JUMAT PASTILAH DATANG USAI KAMIS
SEPERTI ITU TERLIHAT UCAPMU BERLAPIS
LANTANG DAN JELAS PADA GELANGGANG
DIMANA CINTA SANGAT INGIN MEMANDANG
APA ADANYA JELAS TANPA PENGHALANG
TAK HANYA TAMPAK SEPERTI BATANG
YANG SUDAH TAK LAGI PUNYA CABANG
JUGA SULUR-SULUR DAN RIMBUN RANTING
YANG DIAM TANPA LAMBAI DAN TARIAN
WALAU BAYU TERUS MEMBELAI DIRIMU
HANYALAH ADA DITEMPAT ITU JUGA
TANPA BERGESER KE KIRI MAUPUN KE KANAN
TANPA BERPINDH KE DEPAN MAUPUN KE BELAKANG
TANCAP TONGGAK YANG SANGAT DALAM
AKAR BATANG YANG SANGAT KUAT
CENGKERAM AKAR-AKAR BERSERABUT  RAPAT
MERATA PADA SEMUA PUTARANMU BERADA
JUGA TAK MENGAPA KARENA KENYATAAN ADA CINTA.



SI CAPUNG MERAH

Dua senja telah terlompati waktu
Lompatan yang selalu menyisakan bayang
Sosok capung merah yang ingin hinggap di ranting kering
Tanya sebab mengapa kau pilih ranting ini
Tanpa jawab melompat terbang dan terus kembali
Dalam canda ia kembali lagi lalu hinggap dan ingin senyap

Sore itu ranting kering bagai istimewa dalam kanvas cerita
Ujung jari telah terjulur tepat dekat mata besarnya
Laksana bersambut senyumnya ia enggan beranjak
Hingga kutiupkan hembusan nafas dengan bisikan
Untuknya nikmati segarnya daun, buah dan harum bunga
Bagai mereka yang sedang riuh dalam kagum penuh pesona

Ujung jari dan nafas yang kuhembuskan untukmu
Akankah engkau mengerti inginnya hati
Mungkinkah ini sisi hangat di waktu sore untukmu
Mungkinkah ini pesanmu untuk bercerita tentang kering
Waktu layu dan mati bagi semua yang kina sedang dipuji
Untuk ada di dalam kisah kecil dari yang hijau dan rindang

Si Capung Merah
Datang begitu saja menghampiriku
Dalam kekaguman di sore yang cerah
Ia tak memilih tempat terindah bagi nalarku
Ia hanya hinggap dimana ia mau
Nyaman bagi kita tidak selalu nyaman baginya
Ada saat aku tak perlu mengerti
Kecuali mengijinkannya itu terjadi
Ku hanya ingin menikmati waktu
Sesaat Bersamamu
Si Capung Merah







Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...