Showing posts with label kangen. Show all posts
Showing posts with label kangen. Show all posts

Alur Jaman


Seumpama ini sebagai selembar daun
Yang jatuh di tempat yang sangat dekat dengan keberadaanmu, dipangkuanmu, atau di tanganmu sendiri
Akan kaujadikan atau kau anggap apa saja
Sesuka hatimu silahkan ....
Huruf ini tak akan melompat atau menari-menari berubah menjadi kata lain yang mungkin bisa membingungkan
Ia akan tetap diam..  Di sini apa adanya
Ia hanya huruf-huruf yang menjadi saksi diam atas perubahanmu membelokkan dan memiringkan pikiranmu sendiri
Ia tidak mungkin menggonggong siasatmu yang tersembunyi  entah sedalam apa tersimpan
Setiap alur maksud yang kau bentuk detik demi detik baginya adalah ruang lesung  kehampaan
Namun ia pun setia pada hal yang melebihi bentuk
nyata... dari ragam yang tampak dan teraba
Ia tanpa sisa menyimpan semua eja cara
Yang telah kau bentuk
Kelak akan ada ruang budi semanis damba setiap insan tersapa kembali setiap kebaikan dengan ketulusan yang datang
Mendekat tanpa ragu ...

Menanti Jalan

Menanti Jalan

lolong anjing
terdengar jauh di depan
seperti di tepi jalan
yang akan kita lalui

kita terhenti
saling memandang
akan kita berlanjut
meneruskan langkah kita

kita tunggu
dan kita menanti
kita menanti untuk jalan
atau kita menanti anjing itu
untuk diam dahulu
tidak mungkin kita
menyuruhnya dari sini

kita memutuskan
untuk melanjutkan langkah
mereka menyalak
ketika kita berlalu
kita tetap bersama
melangkah menjauh
tanpa menghiraukan mereka
karena mereka bukan menyalak kita

diantara bukit terjal



diantara bukit terjal
sepasang karib sedang bersama
menghentikkan langkah panjangnya
jarak tempuh utuh tergambar sudah
semua bisa indah tanpa harus dikoyak
sejenak mata menuju tempat





arah pandang yang mampu mengeja
bagian langkah ketinggian
adanyak bisik-bisik ranting dan daun-daun yang tertiup angin
berbagi cerita pemandangan lembah
pesona yang diteguk demi teguk
membasah nrongga-rongga menyegar tubuh
keakuratan bukan bagian
dari pemikiran lagi ketika rasa ini
memilih tempat-tempat duduk
berbatu-batu keras nan tin ggi
serta jauh dapat terlukis pandang
silau terjauhkan ditempat bersila
teduh didapatkan tanpa harus
berkata menuju kepuasan
ia yang bersama telah berangsur
tahu tanpa harus menahun
diantara bukit-bukit terjal yang
telah kau lalui saat malam tiba
terjal tetap saja terasa pada tukik
arah dan keloknya tanpa harus

Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...