Showing posts with label tanda. Show all posts
Showing posts with label tanda. Show all posts

Ingin Mengerti Namun


BAHASAMU PAYAH NAMUN DISUKA

Empat windu terlalu lama
Hanya empat windu kaukatakan
Sebagai hal mudah bagimu
Disini menantikan empat minggu
Sudah jadi waktu yang sangat panjang

 Yang engkau katakan telah terdengar
 Bukan jadi bagian yang pertama
 Yang engkau tuliskan bersama
 Terasa sulit diraba pengertian
 Semua yang ada sudah mencoba
 Semua yang ada mencoba mengerti
 Hingga semua ingin berucap setuju

Disukanya kamu itu beralasan
Bukan karena banyak hal
Yang tampak oleh mata
Bukan dari apa yang bisa
berwujud dalam apa yang dituliskan

Kamu disuka dengan apa adanya
Lurus pada tempat kau tetapkan
Menjadi arah yang tak menyesat.

ikatan



kita terjaga
di tengan perjalanan
kita lapar
kita haus
aku melihat
sedikit lebam
padamu

sinar di ujung timur
menanampakkan ujung-ujung pohon
mengejek kita yang diam
belum beranjak
tetesan air yang terkumpul
telah menghangatkan badan kita
rasanya kita ingin segera bergegas
ada yang masih tertahan
tertaut hasrat sahabat
bukan untuk membuat kita melambat
lanjut nanti hari masih menunggu
biar lepas sahabat membuang hajat.

Lepas

erang mulai terdengar
sesaat setelah langit punya nyanyian
lengking dalam nada tinggi dan panjang mengundang tanya
erang suara menyahut pekik elang
ia hanya getar belantara menjawab cinta
ciut nyali orang menduga-duga  tentangnya
jawab tersembunyi nyaris tak terdengar jauh untuk dibanding
lengking yang panjang di ketinggian itu

penguasa diam tak mengeja sedikit arti kedatangan siapa saja
seperti kebebasan ditabuhkan tanpa tanda untuk dimulai
seperti semut-semut menanti dalam kerumun hingga penuh berjejal
untuk menggerogoti bangkai kelelawar yang terkapar
ini waktunya melepas pamor kebesarannya bagi terbukanya lagi
pintu belantara untuk setiak kaki-kaki yang ingin menjejakkan
langkahnya diruang-ruang liar yang tumbuh oleh hukum rimbanya

lunglai  wajah terbangun
batu besar menjadi alas baringnya
inti kekuatannya seperti menyatu di sana
ketika ia beranjak dan berdiri pusaran angin kencang
mengelilinginya semakin kencang memutarkan pohon-pohon
hingga semakin lama semakin melembut dan suasana menjaddi hening
seperti semua daun dan ranting-ranting ingin memeluknya
namun tiba-tiba ia tak tampak di sana dan pergi entah dimana
matahari bersembunyi usai tengah hari itu
keadaan seperti mencekan untuk yang baru pertama
menjejekkan kaki di tempat ini.

Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...