Showing posts with label Datang. Show all posts
Showing posts with label Datang. Show all posts

Keakuratan



Pada setiap langkahmu 
Terasa bagi yang ada bersama 
Kau jadikan pilihan 
Dengan lembut tanpa ketergesaan 
Menghirup segarnya udara 
Juga kehangatan sang surya 
Melebihi hole demi hole pencapaian 
Tempat dimana kita pernah 
Menuai keberhasilan 
Adalah manisnya cerita 
Ketika ayunan demi ayunan 
Adalah tenaga yang menyatu arah 
Jauh dan sangat jauh 
Juga melebihi harga yang dipertaruhkan 
Mengenalmu tak sebatas bintang 
Kemeriaahan pemberi puja puji 
Ia semuanya seperti kendaraan semata 
Mereka yang pernah bersama 
Lebih memandangmu 
Daripada tempat yang menjadi
Pilihanmu membawa bintang bintang 
Untuk ditunjukkan kepada 
para pemuda agar berani 
Tak hanya asal bertaruh 





Dalan Anyar


Terkikis Jaman

 

Terdahulu pernah ditimbang

Oleh pikiran tanpa dibuat panjang

Sebatas untuk mengatakan ada yang terjadi

Tanpa ekspresi berlebih menimbalkan jawab

Memang ku tak tahu semuanya tentang itu

Dan untuk upa pula sebanyak tahu disimpan

 

Kisah sketsa lukisan sayang dibuang

Hanyak seperti dengung sayap nyamuk

Ditelinga saja ia berada lalu menghilang

Menyudahi atau sekedar menunda baginya

Tak perlu merisau keadaan yang nyata

 

Jaman terlalu pendek

Yang jadi bagian kita

Boleh menjadi saksi

Adanya cerita masa lampau

Bagi generasi yang mendatang

 

Kata siapa jaman sudah bergeser

Yang sudah tak lagi butuh kata

Kata siapa wajah tidak bisa berubah

Jika nyata semua orang bisa meraba

Pertambahan keriput diri dan orang disekitar

Dan jaman tak akan mengikisnya hingga hilang

Jaman tidak mengikis apa pun dari antara kita

Walau itu bukan bagian dari sebuah sanggah

 

Wejangan tanpa logika

Pemuda cemberut dipelintir sulit

Cara pikir yang membutuh umur

Totokan jurus terbaik pun tak kan menghantar

Menunda hanya sebilah penghalusan

Jaman dan gaman diiring cerdasnya batas

Tanpa harus menyekat gunung bercadas

Eksistensi bertanya lagi tentang keadaban

Kepada semua yang meneriakkan keadilan

Bukan pada tikar tempatnya duduk bersila

 

Barang siapa itu menggadai penghias telinga demi selubung keuntungan sendiri

Tak mampukah membeda lagi gemerisik kering tikar tua yang jadi tumpuan atau batu keras hingga berlubang yang jadi alas tumpunya.

 


Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...