Showing posts with label bicara. Show all posts
Showing posts with label bicara. Show all posts

saklar




Jarang orang menggunakan kaki 
Apalagi pakai kapala untuk sesaat menggunakannya 
Desain sudah sesuai 
Ukuran juga memadai 
Posisi dalam jangkau biasa 
Hingga orang tinggal mengulurkan 
Lalu menggunakan jarinya
Untuk menekan hingga hidup atau sebaliknya mematikannya 

Orang menghidupkan 
Karena Punya tujuan yang jelas 
Secara umum untuk menerangi 
Ruangan atau bagian yang gelap 
Maka tidak sedikit orang 
Yang sebelum tidur memilih 
Untuk mematikan lampu atau menghidupkan yang lebih redup 

Pemutus dan penyambung arus 
Yang setiap hari disentuh oleh tangan 
Ada yang dapat menyala 
Ketika gelap sehingga memudahkan 
Bagi orang yang akan mengarahkan 
Jarinya untuk menekan 
Atau memutuskan untukl menghidupkan lampu ......
Lalu apa hubungannya dengan belantara? Nah ini yang namanya pertanyaan .
Apakah saklar sebuah kata yang layak dibicarakan? Nah  ini pertanyaan yang dibuat lebih akurat, dan tepat atau sesuai tempat.
Apa saja yang mengandung kata, dan unsurnya termasuk satu huruf pun dapat dikatakan layak di sini ....




Rebahan



Rebahan

Kini mungkin dapat sedikit kucoba
Memulai menuang lukisannya dalam rangkai rasa
Hati yang jauh meniti perjalanannya yang melelahkan
Walau tak seutuhnya kata-kata ini mampu mengungkapkan
Setidaknya dapat menjadi obat dan pengurang dahaganya.
Tidak dalam keyakinan sama tepat dengan yang dirasakannya
Namun atas nama besarnya dian yang menerangi sahabat hati
Pernah bersama-sama dan saling memberi arti juga  menguatkan
Taatkala ia melewati gerbang yang ditujunya tampak jelas
Wajahnya begitu penuh kelegaan apalagi saat mereka bersama
Yang diantarnya pun turun serta dalam suasana bersambut hangat.
Tak sesegera yang lain ia melangkah masuk ke dalam
Ia memilih membebaskan kaki-kakinya duduk dibawah
Diluruskan kedua kakinya diatas tanah berumput hijau
Lalu ia rebahkan lelah badanya diatas rerumputan itu
Lega hatinya digambarnya dengan nafasnya dan tangannya
Yang dibukanya mengatakan jeda rasa yang bebas sekali.
Nanti!
Ia singkat membalas ajakan yang lain untuk segera masuk
Rileks dan tenang ia biarkan matanya menatap langit
Yang hari itu cerah dan birunya hampir penuh jadi warnanya
Hanya sedikit garis-garis putih sedikit di sisi baratlaut
Seperti lukisan anak-anak bermain semprotan pewarna
Yang mengidolakan rasa senangnya bermain bersama teman
Melebih seperti apa yang bisa mereka buat dan gambarkan. 
Siapa gerangan ia
Yang rela membawa berpasang-pasang mata
Ketempat jauh dengan senang tanpa pernah
Didengar dari mulutnya terucap kesah dan keluh
Seperti tak penting darimana asal orang sepertinya
Setinggi apa pendidikannya namun rasa percayaanya mereka
Sudah tumbuh, lekat menyamankan semua dalam cara yang tulus
Mereka saling bersapa yang bukan merupakan sebuah drama belaka.

MENELAN TANGIS


Pexels.com
Arakan makhluk tak berbentuk
mereka lukisan cahaya usai
menenggelamkan
Isak tangis  seluruh penghuni
tak kuasa membuka mata 
menatap genangan
Surut  meredup curah  basah
menggurah  pandang memudar
dalam  kelaparan
Untai sisa ranting terakhir terjulur 
bersambut gigi berebut rakus
mengunyah
Bahasa tangis dan takut  histeris
merendam laju dalam pusaran
air membumi
Teriakan bayi-bayi binatang terlahir
dalam pengap berhimpit tak kuasa
mereda rasa
Empat kaki binatang perkasa 
berpasang dalam panjang barisan 
menyembul menahan kering dan
perih panjangnya leher ingin
mengecap sisa genangan
Raja di atas segala makhluk
terbebas tak tampak memilah
bangkai membuang jauh dari
pandang penghuni .
Alam  tersenyum diakhir
genangan kisah mereka yang 
terus tak henti menyebut-nyebut
nama sang raja tertinggi pemberi
kuasa rimba kulit lumut pohon
dinding karang dan semesta
berbaur telah terlewati.


Eb1413’14042016

Usilan Nyanyian Jalak




Larut pada pekat endapan di dasar sungai
Reka aksara susup menama dirinya dalam keruh
Sesempit ruang apalagi celah memberi rongga
Celah kohesi melarut seutuh angannya layang
Menjadi kemustahilan mata yang ingin menyusupkan
Pada legam dasar yang tak lagi menyisakan cinta
Rebah gelembung menampik dari balik dalam geram
Retak gemeratak menahan gelora dalam kungkungan
Keusilan taut menaut berantai siasat ganda tersirat
Tak pernah dibuat langkah luntur urungkan gemetar
Mengamat pada sekumpul belalak yang pernah terbuang
Dari pengertiannya letak dimana harus rebah meratap
Merenggut segala penutup usang yang dikoyakkan martabat
Direnggut kuasa angkara bersiasat makhluk bertangan dewa
Hak-hak dileburbalikkan kebebasan mengeruk hukum-hukumnya
Ini bukan keusilan jaman yang datang tanpa bicara pada dunia
Ini hanya segenggam nafsu yang dibumbu oleh culasnya bibir-bibir
Gatal dalam diam menukik pada kebebasan yang berseberang sarang
Tangan ini hanya menggenggam talu yang tak mampu berteriak lantang
Bisik kecil akan datang pada cara mata mengeja ejek pada diamnyanya jari
Membumikan ketidaklantangan yang kauduga tanpa nyali mendepankan depamu
mampu meraih kelemahanmu yang tersembunyi dalam sekali untuk menjadi tinggi
membubung tak tergapai oleh setiap tangan-tangan usil perindu murka
Kan tersaji kemolekan dari pergeseran yang telah jeli kau cipta lama
Kamu akan mendengar suara yang memanggil dengan cara yang dipilihnya
Dan akan segera pikiranmu tak lagi memberontak membuat pilihannya lagi
Jalan tak banyak kecuali titian-tian kecil tanpa bersisi keusilan merapat
Keutuhan pikir dan matamu kan beriring nafas menamai setiap tapakanmu di sana.

Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...