Judul jaman memilihkan kesesuaiannya sendiri.
Kadang arti enggan dijauhkan oleh gambar yang terbentuk oleh ingatan
semata.
Kunyahan-kunyahan setiap kata yang masuk mengandung rasa pada sesap
hingga tuntas tak sekedar menjadi inti bahasan kosong belaka dan mengaharuskan
orang memelas dan merasa bebas.
Setiap kesegaran telah terteguk akan dibiarkannya grafitasi membawa
arah
Serak tak beratur taburnya ampas melapis kulit tanah dan bebatuan keras
yang bertebaran.
Terbaliknya keadaan telah menjadi pemandangan sekerumun kepala singgah
untuknya.
Mengarahkan mata pada julur lidah dan kelahapan malam yang
bergelantungan
Tanpa membawa sekitar harus memutar wajah untuk berkata kepadanya
tentang apa saja atau sekedar apa yang dilihatnya; untuk ia yang berkemampuan
melihat dalam gelap gulita tanpa cahaya bahkan dalam kecepatan tingginya
Kubebaskan singgah sana penanti cinta menabur pesan cintanya pada
setiap perkara yang dikisahkan bersama dengan kelembutan hela nafas di
celah-celah bebatuan yang bergerak ini agar sampai padamu yang mengarahkan mata
dan telinga pada lembaran bisu ini bisa mendengar dengan caramu dan melihat
dengan caramu
Keadaan tak membisu diam ketika ruang hatimu kausediakan sedikit saja
untuk kegelapan yang menjadi ruang misteri menerbangkan tutur dalam putaran
cakram-cakram perekam tua yang dilukis orang sebagai yang berasam garam dalam
mengarungi jaman.
Sepeti kebebasan jari-jari kecil menari di atas langit memungut setiap
kata yang terlewat untuk ditempatkan pada bagian yang hilang hingga
rongga-rongga terisi olehnya dan berjalannya waktu memadatkan isi dan kekuatan.
Kuterbangkan anganmu sebelum semua kata terucap agar sambutan penuh
cinta kelak kautemukan jika jalan yang kaupilih adalah jalanmu yang bersuara
dari kedalaman hatimu tanpa harus kau katakan dengan bumbu-bumbu yang
membasikan keadaan sebenarnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>