Showing posts with label bebas. Show all posts
Showing posts with label bebas. Show all posts

Gelandangan





Sematkanlah
Sesuka hati dan maumu
Aku tak ada di depanmu
Juga tak mau mengerti sedikit
Caramu mengatakan atau memberi nama
Bila telah kau letakkan diantara tumpukan jerami
Selembut nama kau tuliskan pada sebatang jarum
Meninggalkan keadaan seperti menghilang dari pandangan
Gelap dan terang seperti tak punya arti jika harus mencari
Menimbal arti hanya untuk sebuah kesiasiaan memilih cara berpikir seperti baru
namun tak memberi beda pada manfaat bahkan menjuruskan pada keunggullan
dengki yang meninggi pada himpitan wajah-wajah asing yang tak dikenal mata.

Biar kau namakan ini suara gelandangan
Makhluk pencari angin lalu yang berjalan tanpa arah yang menentu
Terombang-ambing pada dahan-dahan yang telah mengering dipinggir hutan belantara
Atau penghuni tepian-tepian sungai berbatu-batu licin yang kini airnya tak lagi sebening
warta keindahan bidikan para pelancong tempo dulu

Aku tetap saja
tak mengerti bagaimana
engkau mengatakan dari kejauhan
Membidikkan prasangka
atau hanya sekedar sebuah tanya

Lepas

erang mulai terdengar
sesaat setelah langit punya nyanyian
lengking dalam nada tinggi dan panjang mengundang tanya
erang suara menyahut pekik elang
ia hanya getar belantara menjawab cinta
ciut nyali orang menduga-duga  tentangnya
jawab tersembunyi nyaris tak terdengar jauh untuk dibanding
lengking yang panjang di ketinggian itu

penguasa diam tak mengeja sedikit arti kedatangan siapa saja
seperti kebebasan ditabuhkan tanpa tanda untuk dimulai
seperti semut-semut menanti dalam kerumun hingga penuh berjejal
untuk menggerogoti bangkai kelelawar yang terkapar
ini waktunya melepas pamor kebesarannya bagi terbukanya lagi
pintu belantara untuk setiak kaki-kaki yang ingin menjejakkan
langkahnya diruang-ruang liar yang tumbuh oleh hukum rimbanya

lunglai  wajah terbangun
batu besar menjadi alas baringnya
inti kekuatannya seperti menyatu di sana
ketika ia beranjak dan berdiri pusaran angin kencang
mengelilinginya semakin kencang memutarkan pohon-pohon
hingga semakin lama semakin melembut dan suasana menjaddi hening
seperti semua daun dan ranting-ranting ingin memeluknya
namun tiba-tiba ia tak tampak di sana dan pergi entah dimana
matahari bersembunyi usai tengah hari itu
keadaan seperti mencekan untuk yang baru pertama
menjejekkan kaki di tempat ini.

Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...