Showing posts with label terbaik. Show all posts
Showing posts with label terbaik. Show all posts

Mengisi Waktu Aja




satu atau
dua tontonan 
moga kasih tuntunan 
kemana suasana yang ada 
mengatur langkah dan 
pilihan terbaik jadi... yang ada didepan langkah  ...

 

Berjumpa


Ini kah kebetulan?
Kekuatan yang seadannya
Tidak kuartikan dalam sisa-sisa belaka
Lanjut  atau hanya berhenti di sini saja
Tulang-tulang hingga kulit pembalut
Membalut disatu gerak mengurat
Mendorong keinginan mengubah arah

Memandang dengan diam
Dihentikan kusamnya langit berawan
Tak mungkin tangan meninggi mengusap
Gelap dan kelabunya penutup birunya
Langit pagi yang telah berubah warna


Tanda itu tidak ada
Mengharuskan untuk menemukanmu
Sesegera dan seinginnya hati perindu
Sesaat tiba dari samping tanpa terduga
Selembar daun yang menggugurkan sapa

Cara bicara itu pohon
Mengerti diri yang termangu
Menanti sebuah makna perjumpaan
Yang dinantikan dari dalamnya hati cinta
Walau bagai telah tertutup rapat kini mengerti.


Sio Mama

Mengapa kau begitu 
Berpaling dan sembunyikan 
Tidak pentingkah 
Untuk dimengerti



Bukankah bunda mencoba selalu
Untuk memahami hal kecil tentangmu
Ya... semua agar kamu tetap semangat dan menampakkan keceriaan dan kelincahanmu seperti biasanya
Ayolah katakan dan buatlah mudah
Agar bunda mengerti yang terbaik apa yang harus dan dapat kita perbuat...
Agar semua baik dan jadi nyaman seperti keadaan biasannya yang kita  ....



Mainkanlah satu lagu 
Yang bisa menghiburmu 
Pastilah akan menghibur 
Semua yang mendengar 
Suaramu menyanyi dan bermain musik 




Bukan Unjuk Gigi

Ya begitulah....
Aku dan dia bersama di sini
Melewati hari-hari bersamanya
Tanpa ada yang aneh atau istimewa
Seperti air yang mengalir dari bukit itu
Tempat ia dan aku biasa meminumnya
Saat kami merasa haus dan lelah berjalan
Usai kami berkeliling dilereng-lereng itu
Atau mengitari rerumputan padang yang luas
Sebagai istana keluarga kami 
Juga tempat kami bermain dan makan
Bermain-main bersenang bersama semua
Tempat kami melewati gelapnya malam
Pada keadaan musim apa pun saatnya tiba
Tempat kelahiran-demi kelahiran yang tua
hingga kami yang muda selalu ada bersama
Sepanjang hari demi hari yang penuh oleh cerita
Yang isinya sudah dapat diduga dan serupa
Terulangnya banyak kisah berulang dalam cerita
Generasi ke generasi dari yang tertua hingga yang muda
Aneka usaha untuk menjauh dari kejaran pemangsa yang buas 
Menemukan tempat yang luar biasa memberi rasa keenakan
Kelelahan untuk kembali mendekati kerumunan usai jauh berlari
Hingga kejutan-kejutan suara malam yang kerasnya membangunkan tidur
Keadaan kami bertahan hidup bukan unjuk gigi atas kehebatan dari yang lain
Mungkin itu para pemangsa yang  berbadan lebih kekar dan tinggi juga bertaring
Melahap sesuka dan sekuat jangkau ke segala arah untuk menunjukkan keberadaannya
....










"Peri Lama"

"Peri Lama"

Aku tak akan lagi
Bertanya kepadamu tentang usia
Karena tak pernah kau jawab itu

 Aku tak mengulang ....
 Mauku begitu
 Bagaimana bisa memaksamu
 Untuk apa pula ... kueja manfaat

Namun seringai wajahmu berubah
Taring kau sembunyikan kau maniskan
Kedalam hatimu berpesan

Ku mencoba mengerti
Lelahmu bersandar pada pohon tua itu
Yang kini sedang
Menggugurkan daun-daun keringnya

Sudah kuduga
Engkau tak mungkin berlari
Atau meninggalkan keadaan
Tanpa uluran tangan keajaiban

 Ini bukan diri yang kaucari
 Yang mampu membantumu
 Yang telah lam terperangkap
 Oleh pesona waktu pembeku
 Namun engkau akan
 ditunjukkan pada waktunya.

Siang Malam Kita


Siang Malam
    kapan lagi ya ....

Siang datang bergantian dengan malam
itu rekaman mata dan pikiran kita
ditempat yang sama kita berada
kamu tidak berucap sedikit pun
tentang semua hal ini
walau hanya satu
kata ya pun
tidak
ya
hanya ada
senyum yang bisu
tanpa kerut pemanis
tarikan bibir atau pipi
pemilik lesung hiasan rupa
penanda adanya kesepahaman
Menjauh dari pengertian siang malam
dibelahan bumi terpisah  yang  keadaan
siang malam ada bersama dan kauejakan
ketika tempuh jauh kita pernah mengitarinya

kekuatan



sebutan ini hanya fatamorgana
menghilang  kala cinta mendekat
mendapatkan  kekecewaan diluar dugaan
laku jauh dalam kehausan menggoyah tegaknya langkah
kekuatan dipertanyakan untuk bisa gapai kebulatan niat
bukan siapa acungan itu mencari wajah cintanya berharap
ada di dekat tanpa sekat memberi rasa untuknya menguat

tak ingat akan sebuah janji
yang pernah diucap dalam caranya
dibawah lebat daun aren yang menjadi
taman kenangan bagi belia bercengkerama
saung-saung merias tubuhnya hijau pohon-pohon
menjulang perkasa laksana menopang warna langit
Ia bak cerita berlukiskan pesona sempurnanya nirwana

bilah gambaran keperkasaan yang ada
penghuni negeri dongeng menjadi pertanyaan generasi
masihkan cinta hidup untuknya menyapa
adakah dia menemani pada langkahnya kini
bukit-bukit yang harus ditempuh jauh sekali
janji yang pernah terngiang bagai menghilang
halau sepi datang sesaat saja dalam hembusan sang bayu

tabir itu membayang semu
seperti akan menghilang memberi ruang
bagi datangnya ia yang dirindukan kesepian hati
kekuatan yang tak tertandingi perintang
langkah dan tandangnya yang katanya berubah
saat niat perindu bersekutu dengan gelap keraguan
ketika kaki jadi mundur teratur dan kendur tanpa baur
menjauh dari kenyataan tak lagi mengeja wajah yang dikenalinya

=====


Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...