Salon Tunas

Cengkeram dua kaki itu
Mendarat usai lintas kepaknya
Menyeberangi luasnya danau
Praduga saja karena dari sana datangnya
Ataukah ia hanya memutar sejenak
Terbang menjauh mengurai penat lama terdiam

Kini paruhnya semakin dikenali
Saat nada nada itu nyata
Getar pada tunggul pengguni lembah
Yang masih kekar berdiri menyanyi
Lagu dari pelatuk lapar mengais-ngais
Pada batang tua yang masih menyisa tunas
Setiap getar dari paruhnya dikeraskan
Gaung lubang-lubang yang dibentuk usia.

Setangkai Bunga

m a w a r

Aku membawakan untukmu

Setangkai mawar segar.

Hanya kupinta sederhana.

Diterima  dengan suka.

Terima juga.

Dengan senyuman apa adanya.

Singkirkan tambahan logika.

Apa lagi ada prasangka.

Wangi mawar ini asli.

Juga bukan buatan.

Tangan manusia yang kotor.

Memalsukan  keasliannya.

Keharumannya kubawa semua.

Tanpa ada yang disisakan.

Tak ada cara dan waktu.

Untuk melakukan hal demikian.

Jika daun dan tangkai.

Ada beserta batangnya.

Itu  wujud dirinya juga .

Berduri turut pada tangkaiaanya.

Juga untukmu...

Salam hangat selalu sahabat terbaik...