Showing posts with label mencari. Show all posts
Showing posts with label mencari. Show all posts

Landas ....





Gerai panjang
Ditelusuri kakinya
Elak dan gelengan kecil
Pada jawabannya tanpa suara
Mengatakan apa yang tidak
Juga bukan maunya
agar keberangkatannya
tidak punya kesia-siaan
Apa yang dapat dibawanya
Gerbong pengangkut
dicari pada jalannya yang berbantal
Lekuk-lekuk kaki langit
Kanvas tanpa batas manunggalnya
pijakan menjejak kebebasan
Bingkai sejarah sepatah arang
merebah dengan bisunya kisah
Gada langit hanya berserah
pada lompatan-lompatan tatah bertuah
pemilik lembah...
pun menggeleng tanpa bantah
disimpan rapat sudah semua pepatah
larut aliran sungai itu
diujung larinya nyanyian meludahkan
campuran debu dan cucuran keringat
....... 

Mencari Yang Kosong


Kacamata kau pakai
sejak siang
Kini sore belum kau lepas
Mengapa engkau mencari?

Jangan yang lain
Kau tanya demikian

Dasi masih kau kenakan
Kursi masih kau duduki
Dasi dan kursi jangan
menjadi bagian pertanyaanmu!

Kamu Dimana?


Berapa orang lagi
yang harus kutanya
untuk menemukanmu

Berapa waktu lagi
harus kuhabiskan
untuk mencarimu

Hanya ada bangku
kosong tanpa penghuni
menanti di sana

Harusnya engkau
berada di sana itu
yang terlintas dalam benak

Runcing


Bilah-bilah pedang itu sudah kulewati
Kesadaran sejarah telah mengisahkan panjang tangis airmata penghuni negeri
Pewaris yang di puji dengan bidik maksiat berbibir sanjung ala saudara sendiri
Menikam ke segala penjuru memaniskan tipu daya ala kekasih membukungkus rayu
Merampas kehormatan bumi pijakan penguasa yang terlilit tipu daya kuasa raksasa jaman
Tak mengerti pada ujung jemari yang telah siap mengacungkan perintah penghentian
Perintah yang tak akan dapat dibantah oleh cacing-cacing busuk dan serangga-serangga
perusak dinding-dinding alam rumah sang penguasa belantara
Jangan pernah pernah terucap sisa waktu jika nyalimu tak pernah menceburkan
dalam misteri dua menit yang mencekam
Aku telah melanglang menemani kemustahilan membidikkan keberanian sejati melilit
para pecundang dan pengkhianat serta perongrong yang tak berwujud
Hingga kata disudahai menjadi pinta kengerian leburnya warisan negeri pujangga
yang kelak tak menyisa oleh jarah liar kerakusan dan maksiat semunya siasat-siasat kuasa
Pada ujung runcingnya bilah bambu tetap bernama runcing tak berbanding dengan ketajaman
ketajaman pedang yang menyingkir hingga jauh tunggang langgang  berjuluk ngacir
sadar pada batas kekuatan gemetarnya ujung darah pada bilah-bilah sayatan semu kemarahan
busung dada tanpa bekas luka dan sayatan dan gores biar penuh lumuran kental yang semakin gelap
tegap langkah bak menindas setiap cekungan merata dengan ketinggian tegap kuat tangan
perkasa tanpa mengeja setiap arti kematian melahap semua penghalang dan perintang
tanpa ada yang tersisa sanggup berdiri di depan dan menama diri sbagai penantang.
Kekuatan ini telah dipatrikan oleh kekuatan lambang negeri yang tak mungkin terbiarkan
kejailan mengusik dan menguasai hingga merampas kejayaannya.


sampai ujung terjauh


maafkan
duhai sahabat
ketika terbit tanyamu
matamu meminta jawaban
untuk mengerti keadaan
dimana adamu sekarang ini

maafkan
teman baikku
tatkala engkau nenunggu
tempat pijakanmu goyang
pada posisi sedang tak rata
kemiringan keadaan alamnya

jauh telah kau tempuh
ujung pulau telah kau gapai
pisah lama baru berkabar
membuat terputus pengertian
utuhnya gerai perjalan bersama
tinggi sekat tak nyata pandang
bila dijaja menjauhkan keadaan

kubelajar untuk mengerti
betapa jauh sudah perjalanan
yang kau tempuh menuju cita
kejujuran menyatakan tekat
hingga membawa yang lain serta
gapai indah cita bersama
dalam langkah yang tak henti
salut pada kokoh car a kau pilih
bertenaga mendorong semua bergerak maju.

Disuatu Tempat Terindah



Itu
Disana
Ditempat itu
Akan kau tuju
Ukuran setitik debu
Tampak oleh mata kita
Tempat ibu jari menunjuk
Arah yang sedang kaucari

Lekuk dan rentang arahnya
Membawa macam cara pilihan
Mengatakan bagaiman dirimu 
Bisa menuju kesana sendiri
Mungkin tanpa harus bicara

Ini bukan kata pelukis warna
yang hanya disana gelap adanya
Hanya saja kita seperti melayang
Terkadang harus begitulah rasanya
Mencerna aliran yang membawa kita
Membawa tanpa terasa hingga berkali

Kemasan hidup kemasan jaman
Ubah mengubah kita berpandang
Engkau bukan wania tua yang lelah
Dan tak mampu berjalan untuk mendekat
Akan kaulihat keajaiban dalam dongeng
Juga mimpi indah yang menyerta moyang
Telah dahulu mengerti arah kemana kita
Akan datang dan tahu dimana asal muasal
Sejatinya kita dibuka dan ditutup olehnya
Sebuah cerita cinta yang tak datang sendiri.

Mendengar Sesaat

Dawai Bisu


gbr inspirasi.co
Siapa dia
Suara sepi
Kuusap bayangan wajah
Ya...
Pertanda alam
Datang dan menghilang
Tinta langit
Sautan hati
Kiri kanan tangannya
Menari gemulai
Tanpa iringan
Tanpa suara
Dawai membisu
Terkatup bibir
Nyanyian bersembunyi

Sentuhan malam
Dijauhkan keriuhan
Menanti gelap mengerti
Gemerlap hanya cerita

Kesuburan mendaur harapan
Cinta yang dapat dikatakan lagi.

Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...