Kuteguk secangkir teh
Kaca berembun dibuatnya
Kuseka hingga ke bingkai
Lalu kupandang jauh disana
Tempat henti yang digemari
Para pejalan yang bersinggah
Uap hangat minuman
membawa mata mengeja
ada harapan yang menyapa
terjaganya tempat menata
sehalus sutera masih mengusap
kain kecil mengilaukan
kusam berlalu berganti bening
hingga usapan usai menyeka
Pikir tak kemana
hanya kian mengagumi
tumbuh lebat alam menyejuk
memanis tempat dimana ada
kering gugur daun-daun
tetap kembali pada hukumnya
layu patah ranting-ranting
bukan cuma tentang kematian
gembur tanah menanda subur
kelak kan jadi cerita makmur.
Kukenakan
kembali kaca kering
Membuka langkah usai berjeda.
Showing posts with label waspada. Show all posts
Showing posts with label waspada. Show all posts
Subscribe to:
Posts (Atom)
Bentuk Sesaat...
Diambilnya dua lembar daun Di pinggir telaga Bening di musim ini Seraya membiarkan kedua kakinya Terjuntai di dalam air Kedua tanganya ...

-
Melihat depan dan juga melihat ke belakang Namun ia apa adanya dan tampak umum saja Bukan pula kepadanya mengalungkan kecurigaan Tanpa d...
-
emang ada? jelas ada suara parau yang asli juga ia yang parau karena ngantuk malas bicara dan kadang tidak sadar apa yang dibicarakan dima...
-
Sedikit demi sedikit arti Dari setiap sapaan yang kau berikan Aku belajar untuk mengenali Setiap ruang demi ruang yang istimewa Selaksa mema...