Showing posts with label lidah. Show all posts
Showing posts with label lidah. Show all posts

wajah penyembuh






Jajaran telah lama berada menanti tanpa pernah diketahui ketepatannya oleh para pencari fakta tanpa berakta namun dilumuri semunya pengakuan  yang semakin membusungkan dada.

Asuhan pulau yang terasing dijadikannya peraduan sunyi  menampik setan -setan yang rela datang dalam banyak cara sebagai pesohor dan juga penguasa terkadang yang terkaya atau paling kuat dan yang terelok.


Dipilih jauh lebih awal dari yang kebanyakan terbangun ia bisa menjadi mereka dan dimana tidak untuk kesemenaan sesaat apalagi demi kepuasan yang memabukkan 



Berguling -guling dipenuhi riak buih keruh permukaan tanpa henti datang menyambang sambung menyambung membawa kerasnya sisik-sisik berisik bak kerikil dan bebatuan.

Lidah lidah bagian penghuni direka bayang juntai akar -akar menjalar yang menghias keterjalan tebing jadi bidikan penjaja yang berkepanjangan memantikkan bunyi-bunyian membising penghuni selaksa akan merekahkan rupa keasliaann; seakan membawa keaslian arahnya amarah...

Telah dieja dengan sangat lantangnya ia yang dipilih menggunakan telunjuk berlapis  adilihung mantra tua pengusir angkara perupa tipudaya hingga menjauh tanpa daya mendekatkan jamah hingga penuh pelapis menyelubungkan tuangan cerita jaman.



Ceker



Mengapa jadinya
Kau katakan tipu -tipu
Lagi lagi ketidakmengertian
Mengulang suaramu seperti bentuk membenarkan keadaan

Boleh sajakan  pintamu
Meneguk rasa rindu
Pada bayangan sop kikil atau apa nama kau pilih untuk mengundang selera
Tempat membawa kita berpijak
Jauh dari keadaan dan juga semua
Suasana jauh berbeda
Ya
..
Sudah jauh berbeda semuanya
Tempat dimana sesuainya pilihan
Yang kita buat ada di keadaan
Sekarang dan tanpa penghalang
Kaki empat menjadi binatang yang
Tidak menampak oleh semua kita


Sop datang dalam wujud yang punya kesepadanan tetap menghangatkan jeda perjalanan kita tetap tidak tertolak
Lapar mengiyakan apa adanya
Walau tanpa ada bentuk kikil
Biarlah guna yang sama tetap punya rasanya sendiri pada semua lidah yang turut mengecapnya



Bentuk Sesaat...

Diambilnya dua lembar daun  Di pinggir telaga  Bening di musim ini  Seraya membiarkan kedua kakinya  Terjuntai di dalam air  Kedua tanganya ...