Endapan Lama


berlapis sudah usia timbunan

memiliki helai sejarah demi sejarah

sejak awal banyak mata memandangmu

kupikir tanyamu keliru memberi arah

karena engkaulah penyintas sejati

seperti tiada mengakhiri setiap rangkai kata

harummu tetaplah harummu

juga keindahan itu tetaplah milikmu

pasti sagat banyak yang telah dapat

kau kisahkan

juga tentang mereka 

yang harus berada di depan

hingga mereka 

yang pernah dianggap..

sampah....

kukenali dari syairmu

yang lahir alami dalam 

setiap langkahmu...

durimu tak menyakiti....

semua tertutupi 

dengan keindahanmu

tiada tanda tentangmu

yang ingin kubuat pula

untuk mengakhiri

rangkai kata ini

buatmu 

_ _ _ _





No comments: