Antara tidak percaya bila dinamai keadaan itu seperti taut matamu tiba di sini ingin menghentikan gulirnya pandang namun telah terlanjur berlari ke arah ujung makna dijumpa sebuah tanda yang berarti menghenti pesan diujung fajar hingga baru tersadar oleh berubahnya hari yang hingar bingar.....
Aslinya jelajah membawa bukti yang sepadan selayak bentangan rimbun pepohonan penghuni lembah yang telah engkau lalui hingga jejakan demi jejakan menaiki curamnya tebing-tebing itu penyimpan bola-bola cerita kehidupan tentang ketegarannya lengkap dengan ketak berdayaannya kini kecuali hanya untuk apa kecuali memberi dengan merapuhkan dirinya mengecup dengan hangatnya bagian dari bulatan tempatnya berasal yang telah menghidupi dirinya dimasa lampau.....
Mengapa bayangan wajah itu tak pula menghilang dari kenangan dan tetap menjadi bayang-bayang yang sering terulang menjadi pertanyaan hingga gunjingan memanaskan bola liar dari mulut-mulut dari yang berbibir tipis hingga yang tebal hingga kini telah terbiarkan dilukis dalam kanvvas bekas berkain kumal yang berbahan kasar bak karung-karung tua...
Engkau yang telah melihat jauh aku di seberang pandang hingga tak jua nampak boleh kaupikir semau dan sesuka kau dapat tanpa pinta dan panggil dengan teriakan lebar kata dari mulut atau pengeras ganda sebagai penguat yang semuanya sama sekali tidak mengubah dan memberikan pengaruh pada awal yang telah dirunut untuk ditetapkan oleh yang memiliki segala tempat untuk berpadunya asmara berlabuh di tepian terindah baginya....
Menanggalkan sehelai demi sehelai penutup kulit-kulitmu mungkin dapat kaulakukan dengan leluasa di sini, di tempat liar hingga engkau menceburkan sekujur tubuh hingga pulih menjadi segar bila sesaat saja; namun hembusan demi hembusan dari sela-sela ranting dan dedaunan janganlah membekukanmu bila tak mengenal tentang dirimu yang bagi mereka engkau adalah pendatang dikeliaran tarianya yang paling eksotik membius setiap kepongahan hingga menerbangkannya menjadi awan-awan dalam kedasyatan pusaran caranya tanpa nalar dan hitungan.....
Daki tak menjadi bagian penting di sini untuk kauperhatikan di sini saat engkau sedang bergumul dengan lumpur sepanjang langkah yang terkadang lupa ditengah kekagumanmu akan murmi dan liarnya sudut semesta ini yang dipenuhi dengan pesona..................
Harapanmu menghangatkan diri ini bagimu hanya menjadi impian kosong hingga kemustahilan bisa nyata mengalir dari caramu memandang tatkala dibawah tenda itu engkau menyadari mantel dan selimut kebanggaan dan penuh kenangan itu telah tertinggal oleh ketergesaanmu membuat langkah yang terlalu cepat atau mungkin tidak ingin disebut tak cakap melombat secepat cara kekiniaan yang dibanggakan banyak kalangan dan semacam praduga serta semacamnya yang sering menimbun tebal dalam pikiran-pikiran semunya ...
sempit pemandangan....
hanya karena malam itu terlalu pekat
kecuali memberi waktu kita untuk berdekat
juga terus saling memberikan rasa hangat............
No comments:
Post a Comment