Kuteguk secangkir teh
Kaca berembun dibuatnya
Kuseka hingga ke bingkai
Lalu kupandang jauh disana
Tempat henti yang digemari
Para pejalan yang bersinggah
Uap hangat minuman
membawa mata mengeja
ada harapan yang menyapa
terjaganya tempat menata
sehalus sutera masih mengusap
kain kecil mengilaukan
kusam berlalu berganti bening
hingga usapan usai menyeka
Pikir tak kemana
hanya kian mengagumi
tumbuh lebat alam menyejuk
memanis tempat dimana ada
kering gugur daun-daun
tetap kembali pada hukumnya
layu patah ranting-ranting
bukan cuma tentang kematian
gembur tanah menanda subur
kelak kan jadi cerita makmur.
Kukenakan
kembali kaca kering
Membuka langkah usai berjeda.
Memastikan
Sungguh tidak terpikir lagi Mengapa harus menuju ke sana Juga tidak pada duduk perkara Mendekat istana tunga dan sejenisnya Tak lagi juml...
-
Mungkin saja kata mereka pun tak percaya mungkin itu caramu berdusta Agar aku merasa lega dapat kau buat tenang dengan jwabanmu asalan belak...
-
“ Live is a wonderful thing to talk about, or to read about in history books but it is terrible when one has to live it .” [JEAN ANOU...
-
“ In the morning, we carry the world like atlas; at noon, we stoop and beneath it; and at night, it crushes us flat to the ground.” [HENR...
