Salon Tunas

Cengkeram dua kaki itu
Mendarat usai lintas kepaknya
Menyeberangi luasnya danau
Praduga saja karena dari sana datangnya
Ataukah ia hanya memutar sejenak
Terbang menjauh mengurai penat lama terdiam

Kini paruhnya semakin dikenali
Saat nada nada itu nyata
Getar pada tunggul pengguni lembah
Yang masih kekar berdiri menyanyi
Lagu dari pelatuk lapar mengais-ngais
Pada batang tua yang masih menyisa tunas
Setiap getar dari paruhnya dikeraskan
Gaung lubang-lubang yang dibentuk usia.

pertanda bukan sinyale man