Dalan Anyar


Terkikis Jaman

 

Terdahulu pernah ditimbang

Oleh pikiran tanpa dibuat panjang

Sebatas untuk mengatakan ada yang terjadi

Tanpa ekspresi berlebih menimbalkan jawab

Memang ku tak tahu semuanya tentang itu

Dan untuk upa pula sebanyak tahu disimpan

 

Kisah sketsa lukisan sayang dibuang

Hanyak seperti dengung sayap nyamuk

Ditelinga saja ia berada lalu menghilang

Menyudahi atau sekedar menunda baginya

Tak perlu merisau keadaan yang nyata

 

Jaman terlalu pendek

Yang jadi bagian kita

Boleh menjadi saksi

Adanya cerita masa lampau

Bagi generasi yang mendatang

 

Kata siapa jaman sudah bergeser

Yang sudah tak lagi butuh kata

Kata siapa wajah tidak bisa berubah

Jika nyata semua orang bisa meraba

Pertambahan keriput diri dan orang disekitar

Dan jaman tak akan mengikisnya hingga hilang

Jaman tidak mengikis apa pun dari antara kita

Walau itu bukan bagian dari sebuah sanggah

 

Wejangan tanpa logika

Pemuda cemberut dipelintir sulit

Cara pikir yang membutuh umur

Totokan jurus terbaik pun tak kan menghantar

Menunda hanya sebilah penghalusan

Jaman dan gaman diiring cerdasnya batas

Tanpa harus menyekat gunung bercadas

Eksistensi bertanya lagi tentang keadaban

Kepada semua yang meneriakkan keadilan

Bukan pada tikar tempatnya duduk bersila

 

Barang siapa itu menggadai penghias telinga demi selubung keuntungan sendiri

Tak mampukah membeda lagi gemerisik kering tikar tua yang jadi tumpuan atau batu keras hingga berlubang yang jadi alas tumpunya.

 


No comments: