Satu musim cukup lama baginya boleh dirasakan
rasanya hanya kamu yang mengenaliku bagaimana aku akan datang
melompati waktu demi waktu yang kau anggap sebagai senggang
orang sudah bosan untuk memberi perhatian tentang itu
Tiga kali kausebut-sebut angka keberuntungan yang kau anggap keramat
falsafah yang kauterbangkan diangan tampak keluar bersama cucur keringat
Konon orang hanya membaca bara emosimu laksana melelehkan perhiasan.....
embun di dahimu tak seharum embun pagi di taman belakang rumahmu
visimu akan bagian-bagian ujung orasi yang kau ulang-ulang diberbagai mimbar
esok kau yakini akan menyambung semakin utuh terangkai hasrat mereka
organ yang merelakan senyumnya merajut benang panjang menjadi bahan terindah....
Tubuhmu bangkit lagi
kucoba mengerti itu
saat kaudengar ia punya senandung untukmu
Matamu berbinar seperti saat engkau menghidupkan lagi
beberapa bagian terindah kenanganmu yang dulu telah dibiarkan
Tapi tampaknya bukan karena kedatangan ladu dan melodinya saja
Asal tempatnya dan ia sendiri yang sejatinya telah sangat mengesankanmu....
Ini adalah setetes liur kicau burung yang berwarna cantik dialamnya hanya untukmu.....
No comments:
Post a Comment