TAK TAMPAK

Rona  rembulan dibalik awan ingin memberi lukisan indah
Menggurat cerita langit dalam senyum malam sang kelelawar
Meliuk arak canda di sela ranum dan segarnya aroma musim buah
Tengadah mengeja tarian awan dalam gelap warna menghalau terang bulan
Kata tak pernah sampai berujung kala bayu pun menari dalam arakan awan gelap
Melebar siluet bagai mengurai gelap malam berpanggung langit yang setia berdiam
Tinta tertumpah dalam lubang-lubang gelap di balik kaca merupa bening embun

Tak tampak gigi tajam merobek kulit buah luluh lantah berserak menebar memar
Enggan berkisah kala sayap kecil mengusik pandang mengiring barisan semut melingkar debu
Cerita malam punya cara bagi nikmat hisapan kelelawar berliur memangsa segarnya alam
Menumpahkan seruan malam yang tak berbekas bagai menyalaknya penjaga malam berbulu
Kutulis yang tak tampak agar  ada waktu bagimu tak berpikir tentang cinta malam walau sejenak
Kutebarkan saja kata tak bermakna ini bagai sepahan usai pesta moncong-moncong bergerigi tajam

Ah sudahlah sobat,
biarlah sisa malam dalam guratan-guratan cahaya rembulan yang kadang tampak bersembunyi
Tintaku tak akan habis mengalir padamu oleh kisah malam yang kadang tak tampak dan senyap
Biarlah waktu memilihkan caranya menyapa dengan hangat dan mungkin paling indah untuk kita

Tetaplah sobat,
Tampak dan tak tampak kita beriring dalam cerita anak belantara yang sedang belajar berdiri
Untuk melangkah dan menatap luasnya pandang sejuk alam penggoda sang petualang cinta

Salam Rindu Sahabat Hati





pertanda bukan sinyale man