The Natural Palacei

Disuatu saat
Gunjing  tanya itu terdengar 
Menjadi terasa lebih dekat 
Seperti lebih lama 
Tanpa ada sebuah pun jawaban 
Suatu saat 
Kulatih menyabarkan diri 
Mencari banyak cara lagi
Agar melatih kesabaran itu 
Tidak harus dengan timbunan 
Perasaan seperti penderitaan panjang 
Hingga kepiluan yang sulit diterjemahkan 
Angin keberuntungan datanglah bila 
Menemukannya segera telah menghilangkan kelelahan serta mengganti dengan tebar senyuman...
Pernah sedemikian membingungkan 
Keadaan dibikin tuan...
Dibilang sang empunya semua tanpa batas namun dibatasi pagar - pagar keras yang semuanya dalam keadaan terbatas ...
Bersit kata kasihan dari para penghuni langit baru usai menilik keadaan 
Yang sejatinya hanya dari tempat tinggi 
Menyulutkan suara ketidaktahuan siapa yang sebenarnya membutuhkan uluran....

Pada saat tertentu 
Mungkin dipilih yang terbaik 
Tanpa harus lagi melirik jam tangan 
Pemandu terdekat dan melekat padanya 
Secepat kilat sering mengumpan pesan 
Ia telah membawa kaki ini dengan caranya 
Kemana harus melangkah 
Menemukan ketetapan hati 
Masihkah dilukis perjalanannya hingga kini 
........
Tergerus semua keraguan 
Sambal terasa pedasnya 
Gula manis dalam kecapan
Asinya berbagai garam dirasakan 
Tanpa ingkar adanya kepahitan 
Asam membidik sisilain melengkapkan 
Sebuah ruang mulut bernama lengkap dan semakin sempurna meskipun tanpa bertulang.
Tanpa ketaguan akan hidupnya 
Sebuah fungsi yang dimiliki.
Untuk kembali lagi 
Mengikuti tuntunan yang telah 
Sekian jauh membawa kaki pergi.
....
Ini sebuah tempat 
Para penghuni tiada yang berucap 
Walau sekedar nama sebuah tempat 
Dalam pilihan untuk memberinya 
Sebuah nama sedekat arti puri hingga terbersit istana.
Bagaimana siapapun yang sulit melihat 
Pastilah membelalakkan mata.
Sangat panjang barisan yang sudah tanpa perlu lagi dientaskan. Mereka adalah penghuni setia yang sekilas tanpa perbedaan. Jangankan selembar pakaian kemewahan.... tiada satu pun mengenakan yang orang bilang daleman, karena dipakai di dalam.
Nyaris kusimpul sebagai 'telah sempurnannya kekejaman ilmu,...' andai saja... tidak segera terdengar suara anak -anak dengan riangnya bertanya tentang banyak hal di sana....
Kupilih menyudahi tuangan demi tuangan 
Pada kendi kendi yang telah penuh 
Kupilih juga menjauh untuk menambah 
Pengair pada pot -pot yang lembab dan masah...
Ada saat kuulang ketika merasakan
Memandang keadaan yang diperdengarkan 
Semua penghuni juga pesohor berkiprah tanpa lagi ada yang dipenuhi resah dan gelisah....





 

No comments: