Jurang Pemisah



Kisah senja diremang malunya rembulan menyapa terhalang awan yang menebal telah menimpal hasrat yang lama terpendam... lampiaskan rekahan-rekahan amarah bak dipenuhi guyuran bara... selaksa perputaran angin mengubah rona wajahnya... seakan ingin meneriakkan...

Cabik -cabik semua perintang itu jangan biarkan

Masa lalu lalang biarkanlah terbang menjauh

Lewat satu usapan yang kaubuat dengan lembaran baru

Dulu dan kini ajimat telah tersemat padanya

Bawalah ia beserta dalam ijinmu mengapung lepas

Nanti kan tersulut kobaran hasrat dirinya

Lontaran gaman yang tak bernyali

Muliakah bila bersanding dengan ia yang

Pakai ujung runcing bambu berlumur anyirnya

simbahan derita erang mengerangnya ketakutan pendatang

Peraup pandang kecilnya untung dinegeri orang

Leburkan semua tutur dalam kuas bahasa terpinang

Sebab musab membalikkan semua mantra

Bahasa pengais tak lebih ingin merasa berada diatas

Perangkat sang kura-kura menikam ikan-ikan kecil

Tanpa ingin sembunyi dari tempurungnya melahap

Dilihat yang sudah digigit dan dicabik-cabik dengan runcing giginya

Miring semakin berat isi perutnya menambah beban

Kerudung mengeras menjadi rumahnya

Naik turun yang  acapkali meriakkan gelombang permukaan

Caping disebut bagian abadi dipilihnya selalu berada di sana..

bersamanya .......di atas sana... tanpa ada jurang pemisah lagi ....



No comments: