maka tidak usah menunggunya
kutanyakan pertanyaan sederhana ini
sesegera ini kepadanya,
"Apa cita-citamu?"
Itu seperti terjawab reflek
hingga setelah muncul jawaban
kemudian datang pertanyaan kedua
juga mengalir begitu saja,
"Seperti apa pasangan yang kamu dambakan?"
Akankah orang menyangka jawabannya
juga tetap sama dalam kecepatan
Jawaban yang jujur, lugas juga akurat
Hingga rasanya sayang kalau terlewatkan
Untuk memberikan pertanyaan berikutnya,
"Seperti apa teman-teman yang mendukungmu?"
"Ini sudah kau lihat,
Itu, itu dan semua itu juga tampak.... hi hi, !"
Semut merah yang telah menjawab
Semua pertanyaan itu tidak akan menjelaskan lebih...
Betul juga, kurasa ia tak akan jadi pipa atau mas kawin seperti milik gajah...
Lalu mungkin kini udah jadi makin mudah
Menikmati cara sang artis .
Menuang seluruh gelora dari dalam
Hati dan jiwa dalam karyanya
Menuangkan dengan total
Tanpa risau akan kelayakan...
Bagi sebagian kepala
😋
aku ingin menulis ulang...
mencoba sekali lagi
ini, di dalam sini
...
Dalam senyapnya dunia kecil, ada semut merah, Hidup dalam ukuran yang sering teraba oleh raksasa kaki manusia, Ia menjawab tanpa henti, sebuah keberanian untuk menjadi dirinya sendiri, Tak terikat oleh pujian lagu yang dulu dinyanyikan, Atau sejarah yang menggema di sudut-sudut ingatan.
Esok pasti berubah, begitu ia percaya. Namun tak perlu menunggu, Sebab pertanyaan yang sederhana telah berlabuh, "Mengapa kamu, kecil dan rapuh, tetap menggenggam cita-cita?"
Semut itu menjawab dalam kilat refleks, Tak ada jeda, hanya kejujuran yang melesat. Kemudian datang pertanyaan lain, "Seperti apa pasangan yang menggenapkanmu?" Dan ia menjawab lagi, seolah semesta membisikkan kebenaran.
Lalu mengalir satu lagi, "Siapa teman yang paling setia mendukungmu?" Semut kecil itu tersenyum di antara antena, Ia menunjukkan, tanpa kata-kata, dunia kecilnya yang melimpah cahaya.
Inilah seni menjadi. Mengalir seperti sang artis yang menuangkan geloranya, Tanpa takut akan penghakiman, tanpa risau akan batasan. Semut merah—bukan hanya kisah kecil, tapi cermin kebebasan berpikir.
tercermin masa lalu, tergambar pula masa depan
rela pergi dan datang ...
begitu saja dengan secepat kilat
harap kecil ada pengertian yang sampai padamu...
😇
No comments:
Post a Comment