Pukau Sang Merak

Karena gerak dan datangnya getaran 

Kendati masih sangat perlahan 
Sedikit mulai kucoba pahami
Butiran debu terkibas 
Searah ekor meninggikan kecepatan getaran
Seiring anggukan leher semakin menonjolkan paruh, semakin memunculkan indahnya mahkota, 
Seakan ada yang ingin disampaikan



Di hutan lebat nan hijau, ku langkahkan kaki 

Mencari jejak alam, menjauh dari hiruk pikuk kota ini 

Tiba-tiba, suara indah mengalun merdu 

Membawaku pada sosok mempesona, si burung merak yang biru


Bulunya bagai permadani, penuh warna nan gemerlap

Memantulkan sinar mentari, bagai lukisan terindah

Ekornya yang panjang terurai, bagai kipas raksasa

Membuka dan menutup, penuh pesona dan makna

 

Langkahnya anggun, penuh percaya diri 

Menari di atas tanah, bagai penari ulung nan peri 

Suaranya merdu, bagai nyanyian malaikat 

Menghiasi hutan dengan melodinya yang syahdu


Ku terpaku dalam kekaguman, takjub akan keindahannya

Burung merak ini, ciptaan Tuhan yang luar biasa

Simbol kecantikan alam, penuh misteri dan pesona

Mengajariku arti bersyukur, atas karunia yang tiada tara



@kusangpengembara


Jambang

Oleh pereka berpengalaman 

Lingkaran yang tidak sempurna

Tidak pula s3manis lingkarnya telur

Tanpa hujan tanpa angin dijadikannya wajah baru sesuka imaginya

Memulai dengan sesukanya 

Letak yang jauh dari mati 

Konon disangka enggan langsung menggambar mata 

Taburan bebas warna gelap dijadikannya pengisi kekosongan 

Tangan lainnya menyusul meratakan juga membentuknya 

Leluasa pergelangan penuh kelincahan bagai menangkap gelombang proporsi bentuk dan ketebalan 

Taburan susulan dengan warna lebih cerah mengisi bagian luar, lalu kembali tangan lain menari lagi hingga muncul dimensi dan komposisi

Sesi tanpa kendali atau komando dalam wujud suara menumbuhkan wajah baru, menjadi duga sebelum melihat bagaimana nantinya mata, dan pengindra lain kembali direka kembali dengan caranya, ditepian pohon-pohon peneduhnya menuangkan segala imaginasinya....

Rumah Sastra Indonesia: Menyinggung Kritik Sastra dalam Kebudayaan

Rumah Sastra Indonesia: Menyinggung Kritik Sastra dalam Kebudayaan: Menyinggung Kritik Sastra dalam Kebudayaan             Eagleton (1996:3) dalam pengantarnya di buku The Function of Criticsme, mengung...


:::#;;;;#:::

Tergantung di Langit

Malam 
Bicaralah pada gelapmu
Kau tidak datang saat ini
Untuk memberi hadiah 
Berupa kengerian yang mencekam 
Ketika hanya sedikit yang dapat terpandang 

Malam 
Jangan terlalu lama 
Menyembunyikan penghiasmu 
Saat sulit untuk mempercayai 
Tidur pulas telah mampu mengusir 
Kegalauan hati setiap penghuni 
Belantara yang bagai ditawan rembulan 
Menjadi penantinya tanpa tahu lagi 
Kemana kini harus menengadah....

Malam 
Jika bintang paling terang 
Juga tiada datang 
Mengapa yang redup  
Atau yang seolah memerah 
Tidak pula...Kau biarkan muncul memberi arah 
Kau pun enggan bilang 
Bila semua masih tergantung 
Di tempat yang tinggi itu........

Malam 
Akankah kau biarkan kini 
Atau kau ingin berikan 
Semua suguhan dengan anginmu 
Yang semakin menuju satu jawaban
Mendengar dan merasakan kedatangan yang nyata dan tidak tampak ...

Sama Kelebatan dalam Beda Musim

Kedatangannya adalah pilihannya
Maunya yang terpanggil rasa
Membuat juga memilih melangkah
Melongok memberi senyum
Dengan sedikit tanya
Menyambung untai kecil
Sebenang sapaan

Suara penggoda adalah kicauan merdu  itu
Letak diketinggian beradanya pohon berdaun kecil
Namun lamanya mengakar di lintas terjal itu
Menjadikannya tetap saja berada bahkan menjulang
Kekar dan kuatnya sulit untuk disamakan
Dengan yang tumbuh dan berada disekitarnya

Itu tempat yang berbeda
Dalam langkah menuju kesana memenuhkan hasrat
Tentu baru dan berbeda seperti butuh siasat 
Kumengerti sedikit sapanya adalah pengingat
Menyadarkan untuk hati-hati dalam memanjat
Pun dalam menapakkan setiap langkah
melintasi tempat yang tampaknya telah lurus dan mulus....

Ini belum tentang pemangsa
Yang mengenal setiap sudut celah di alamnya
Yang kecepatannya sulit untuk ditandingi
Dengan hanya mengandalkan kaki.......
Ini belum tentangnya
Semua masih mengarah tentang tempat itu

Ketika datangnya musim lembab dan berair
Resiko terpeleset hingga dapat pula tergelincir
Yang datang itu pernah mengedipkan sebelah mata
Kemana ia mau tiada lain memberi sebuah arah
Padanya setiap yang mengenalinya akan mengejanya
Paling akan maksud itu tak luput menuai goda
Lambat memilih intinya nikmat ditebalnya kabut
Terbungkus seluruh pangkal pohon hingga ke pucuk
Tiada seberkas sinar mentari memetik bentuk lebatnya kehijauan

Ini sepotong detak kekaguman
Yang juga pernah kutuang dari balik tebalnya ...
Keadaan yang kunamai tembok pembatas
Kala itu kubiarkan ketajaman jauh disana bekerja
Menuntaskan sedikit langkahnya dengan caranya
Kubiarkan juga senandungnya menghibur diri
Seolah membuat suara menghalau kegalauan hatinya sendiri
Ia sudah menunjukkan kekuatannya akan hal itu... jauh sebelumnya

Setiap perbincangan menuju ke tempat itu
Seolah turut berubah menjadi gugus-gugus 
Muncul bermacam warna-warni yang berbeda pula
Kemunculannya seiring dengan nada suara yang sedang berlangsung
Juga suasana hari mereka yang ada di dalamnya
Tidak kurang setetes goda bagai seloroh pengisi juga penjeda
Tidak kurang membelokkan arah bincang juga maunya.....
Seperti roda yang berputar begitu saja hingga
telah membawa di musim ini....

Musim yang sangat berbalik
Musim yang paling menghauskan
Mereka yang masih mau melintasi
Menyusuri tempat yang masih serupa
Mengatakan demikian disela perburuan kecil
Tiada mau menempatkan kata mundur di atas
Gapura alami belantara dilekuk kecondongan
tumbuhnya lebat pohon dan dikemiringan
rapat dahan-dahan menghias lintasan peniti jalan.....
Memulai penanda lain walau hanya sedikit
Seperti langkah yang lebih kecil biar tanpa berjinjit
Dibuat demikian bila maju, dilakukan yang sama juga
bila harus mundur, bukan karena dapat terbentur, namun
sedikit langkah itu dapa belajar mendengar.....
Perburuan atau melintas adalah tujuan 
pada satu tempat  
Keadaan itu ada dalam situasi yang sama
Memilih perjalanan yang lebih jauh lagi sangat berat....
Mendapatkan yang dicari di tempat itu adalah keberuntungan
Yang juga sering jadi keberuntungan mereka yang berintuisi tinggi....
Konon.....




 

SaNg pENgubAH...




Langit telah menjadi tampak semakin indah 
Tiada gelap keadaan yang akan menakutkan 
Menyadari semua akan berganti pada saatnya 
Ia yang membawamu mengerti akan banyak hal tiada tampak 
Memilih bagian yang sangat lembut di dalamnya sebagai satu nada.... diantara semua semua panjang dan semunya paparan 
Menyelipkan dirinya sesuka untuk berada bagaimana permainan layak mengalir dalam fragmen hidup yang dilaluinya....
Sebuah penanda percaturan jaman yang membuatnya tiada lelah untuk membagi dirinya dengan suara dalam hatinya yang tiada dapat dibendung....
Tiada maksud  sesosok wajah lain menghentikan tanyamu akan ketepatan pada bagian mana suara itu duduk sebagai bunyi yang tanpa menetap mengiring Sunyi nada pada setiap jari memiliki ruas melompatkan arti tanpa terdengar seperti tetesan embun pagi dari pucuk daun menuju pada ibundanya....
Setiap yang datang telah dibiarkannya mengerti sendiri bagaimana ia memilih bertandang juga buat engkau yang telah masuki percaturan hingga melampaui sebuah demi sebuah yang disebut lintasan batas hingga tiada akan teretas maksudmu menggapai sisi lain mengubah kecil dirimu dalam peran dan keadaan menganggap kini adalah wajah lain yang besar dan semakin  besar melampau batas lompatan beteng membawa pembatas pengertian dengan warna - warni kemunculan buah-buah terbaik.

Gundahkah dikau bagai jalan yang tiada berubah walau banyak laku telah menyibukkanmu kala mengeja ditengah langkah  bersimpang siur yang melimpah hanya bibir -bibir yang merekah.....?
Mereka kini telah mengenalmu sebagai sang pembawa keistimewaan dalam bergeser dan berubahmya banyak pandangan membaik akan kehidupan....
Karena langkah pertama yang telah kaubuat tetap nyala hingga diujung batas, tempat mereka yang tinggi berperawakan bilge berada.





jenang ekspreso: Super Jeep

jenang ekspreso: Super Jeep: Tak seharusnya namun telah jadi ceerita Deru dan getar kuduga saja menggeletik ego kentara adan ada  yang datang mungkin mengusik dirimu Cob...