Nyala perapian telah habis, kini dari balik awan yang menyingkir dipilih dari dalamnya liang semut - semut yang mengitarinya dituangkan kisah tentangnya....
Bagaimana ia dikenali tidak pernah menyebut dirinya "aku" sebagaimana tajam sayap pengendaranya tiada mengarah ke depan atau yang menghadang lajunya.... saat setiap kepakan membawanya semakin menjauh dari yang terdiam....
Ia tidak akan menghitung seberapa jauh yang dapat ditempuh dengan kecepatan yang dimilikinya, juga tidak selalu memilih lintasan yang akan menakutkan mereka yang tidak dikenal dalam iring gerak yang arah tiada selalu sejalan ...
Namun walau sedemikian gesit dan cepat dengan kelebat yang tiada dapat semua gerak diikuti mata yang melihat, tiada diragukan kekuatan otot dan tulang bagai lentur seimbang membawa dirinya tetap seimbang ditambah dengan kejelian pengamatannya pada setiap lintasan yang telah dan akan dilaluinya hingga dengan akurat tiada salah mengenali kerabat, sahabat,teman dan kawan hingga pendatang lainya...
Asal dan kesukaannya tiada lain menjadi bagian dirinya dapat terendus dan sering membuat sebagian tangan menggerayangi tempat tunggal asal suara seperti ranum buah segar penambah bugar mereka yang selalu kehausan ketika hari semakin terik....
***^^^^&&&*** space # @selfpublish***
Sebagian lawatan yang pernah dituang dalam dongeng-dongeng menelurkan banyak suara bagaimana...? Agar apa....? Serta lemparan sejenis hanya sebatas rasa ingin tahu, itu tiada lebih atau sebagian kecil dari reaksi spontan tanpa keberlanjutan dalamnya niatan terbaik yang sebenarnya dimiliki....
Namun jangan dengan mudah menempatkan diri untuk turut dengan semakin mudah menyalahkan ketika keterbatasan memang telah ia rasakan walaupun tiada ditemukan kejelasan warna yang sesungguhnya membatas penglihatannya, karena didalam itu terurai sekatan aneka warna yang hanya tampak satu saja....
No comments:
Post a Comment