Sandal karet
sandal jepit dipilih situa
warna hitam
untuk kakinya
yang juga
berwarna gelap
meskipun
sempat ia
menerawang
dengan yang
lain
berwarna gelas
lucu
baginya
jika memakai
geli sendiri
di emper toko
penjaja jua
ikut tersenyum
lalu ikut
mencarikan
......
Di tengah kesibukan pasar malam yang riuh rendah, mata Situ tertuju pada sepasang sandal karet. Bukan sembarang sandal, melainkan sandal jepit sederhana berwarna hitam legam, persis seperti warna kulit kakinya yang memang tak terlalu cerah. Sebuah pilihan yang praktis dan aman, pikirnya. Namun, sejenak lamunannya melayang pada deretan sandal lain yang dipajang. Ada yang berwarna gelas, transparan seperti agar-agar, bahkan beberapa dihiasi gambar-gambar lucu.
Situ membayangkan dirinya memakai sandal berwarna gelas itu. Pasti geli sekali rasanya melihat jari-jari kakinya yang gelap terperangkap di dalam 'gelas' bening. Ia tersenyum sendiri membayangkan tatapan heran orang-orang. Bahkan mungkin ia akan merasa seperti memakai akuarium mini di kakinya, lengkap dengan ikan-ikan khayalan berenang di antara jari-jarinya. Kekikikan kecil lolos dari bibirnya saat membayangkan sensasi menggelitik itu.
Sang penjaja sandal yang sedari tadi memperhatikan ekspresi Situ yang berubah-ubah antara serius dan geli, ikut tersenyum maklum. Ia sudah sering melihat berbagai macam tingkah calon pembeli. "Ada yang lucu, Mas?" tanyanya ramah, matanya ikut berbinar seolah siap diajak berbagi kelucuan. "Atau mungkin ada model lain yang dicari?" lanjutnya sambil bergerak lincah mencari-cari di antara tumpukan sandal.