Tanpa sepatah kata Anak kecil itu beranjak dari pintu rumah Duduk di halaman di bawah pohon rindang Sesaat matanya berkeliling lalu menatap ke atas Mengamati daun-daun yang meneduhkannya Taman depan rumah yang penuh kenangan Indah bersama keluarga dan teman-teman Memang tak ada yang berubah Desir angin membelai sama sejuknya Pasir dan tanah setia menjadi alas Hanya sedikit pagar-pagar hijau yang pernah ada disana-sini telah berkurang Kini wjud berganti tembok-tembok tebal yang kekar itu Walau belum cukup usia Untuk dikatakan dewasa Jeda dan rentang putaran waktu Telah mampu membeda cerita Mimik dan raut wajahnya Menyentuh kedalaman perasaan Bagi siapa yang menatapnya Nanti atau kapan bukan kemustahilan Esok atau lusa hanyalan ukuran waktu kita Mungkin kita bersama akan terpana dan kagum Atas apa yang telah dan akan dibuat oleh cinta kita.
Berdiam di Halaman
Belum Cukup Umur
Mengeja malam yang bagai terpisah Aku hanya bisa dan mampu tertunduk Malam terasa terlalu panjang untuk dikisah Seperti telah mempertemuka...
-
emang ada? jelas ada suara parau yang asli juga ia yang parau karena ngantuk malas bicara dan kadang tidak sadar apa yang dibicarakan dima...
-
Melihat depan dan juga melihat ke belakang Namun ia apa adanya dan tampak umum saja Bukan pula kepadanya mengalungkan kecurigaan Tanpa d...
-
hutan bakau membisu .... seribu bahasa tanpa berucap ...mendengar tangisku saat terbayang stambul kesayangan kau kenakan ketika menghampiri...